oleh M Rusmul Khandiq | Feb 11, 2024 | Cerita KKN
Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro berhasil menciptakan sistem “PETIS” (Penyiraman Otomatis) untuk membantu Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Ponowaren, kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo dalam menangani masalah kesuburan tanah di lahan mereka. Alat ini merupakan bentuk pengabdian mahasiswa pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro Tahun Akademik 2023/2024.
Diketahui, Lahan Rumah Pangan Lestari milik KWT “Tani Makmur” Desa Ponowaren berhasil masuk ke dalam program desa binaan dari kelompok PKK Kecamatan Tawangsari. Rencananya, lahan ini akan mengikuti perlombaan Taman KWT Tingkat Kecamatan Tawangsari yang akan diadakan di bulan April mendatang. Namun, permasalahan muncul terutama terkait kesuburan tanaman & sayuran, serta kedisiplinan dalam memantau dan menyiram tanaman secara berkala.

Bernard Kenny Poya, Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro
Melihat adanya permasalahan tersebut, Bernard Kenny Poya, mahasiswa Program Studi S-1 Teknik Elektro Universitas Diponegoro, berinisiatif untuk merancang dan membuat sistem penyiraman otomatis terintegrasi yang diberi nama PETIS (Penyiraman Otomatis). Bernard, bersama dengan Tim I KKN Universitas Diponegoro Desa Ponowaren, membangun sistem ini mulai dari awal hingga siap digunakan.

Bernard, bersama Tim I KKN Undip Desa Ponowaren, sedang membangun sistem PETIS untuk KWT Desa Ponowaren
Sistem PETIS terdiri dari dua bagian utama, yaitu panel yang berisi combiner box yang terhubung dengan pompa Dual Pump DC dan sumber daya listrik sebagai mesin penggerak, serta sistem penyaluran air yang terdiri dari selang, penyangga, dan mist nozzle sebagai penyemprot air. Sistem ini bekerja dengan mengatur waktu penyiraman air secara berkala ke lahan yang ditanami tanaman & sayuran. Nantinya, pengguna bisa mengatur waktu penyiramannya dengan saklar timer yang berada di dalam panel.
Dari hasil pengujian, ditemukan bahwa sistem PETIS berjalan dengan lancar. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kegagalan sistem selama tiga hari masa ujicoba. Keberhasilan Bernard dan Tim I KKN Universitas Diponegoro Desa Ponowaren dalam mengembangkan sistem PETIS ini mendapatkan apresiasi dari Tim PKK Desa Ponowaren. Mereka berencana untuk memasukkan PETIS sebagai salah satu unsur penunjang dalam penilaian lomba Taman KWT yang akan berlangsung di April mendatang.

Implementasi Sistem PETIS karya Bernard Kenny Poya
Sarmi, ketua KWT Desa Ponowaren mengaku bangga dengan inovasi yang dibuat oleh Tim I KKN Universitas Diponegoro ini. Beliau berharap, sistem PETIS ini bisa terus bermanfaat bagi KWT dan PKK dalam memantau kesuburan tanaman di lahan mereka. “Saya harap, alat ini terus berguna dan membantu ibu-ibu PKK, khususnya Pokja (Kelompok Kerja) 3 dan KWT dalam memantau tanaman yang telah dioptimalisasi dengan sistem penyiraman otomatis ini,” ujar beliau.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua PKK Desa Ponowaren, Sari. Beliau berharap, dengan diterapkannya sistem PETIS ke dalam lahan milik KWT bisa menjadi penguat dalam penilaian lomba Taman KWT mendatang. “Semoga dengan adanya sistem PETIS ini dapat menjadi salah satu faktor penguat bagi kami Ibu PKK dalam mengikuti kegiatan perlombaan pada bulan April mendatang,” ucap Sari.
Penulis: Tim I KKN Universitas Diponegoro Desa Ponowaren
Editor: M. Rusmul Khandiq
oleh M Rusmul Khandiq | Feb 11, 2024 | Cerita KKN
Rabu, 9 Agustus 2023, penerima beasiswa IISMA 2023 di Victoria University of Wellington (VUW), Selandia Baru, menggelar acara budaya bertajuk Nusantara Fest di Kelburn Campus, VUW. Acara ini bertujuan untuk menyebarkan serta mengenalkan budaya Indonesia kepada mahasiswa di VUW dan khalayak umum.
Dalam Nusantara Fest ini, ada tiga kedai utama yang dibuka, yaitu kedai makanan, kedai permainan tradisional, dan kedai Batik. Di tiap kedai tersebut, para pengunjung akan disuguhkan dengan beragam jenis kekayaan budaya Indonesia sekaligus mendapatkan kesempatan untuk ikut serta dalam merasakan pengalaman budaya secara menyeluruh.
Di kedai makanan, pengunjung dapat menikmati beragam makanan khas Indonesia seperti perkedel, bakwan, dan rendang ayam. Selain mencicipi sajian yang tersedia, para pengunjung juga diajak untuk mengenal lebih lanjut terkait jenis makanan yang ditawarkan beserta bahan-bahan yang digunakan untuk membuat makanan tersebut.
Selain bisa merasakan makanan asli Indonesia, pengunjung juga mendapatkan kesempatan untuk merasakan berbagai jenis kopi khas Indonesia seperti Flores Bajawa dan Metonde Mamasa secara langsung, sehingga bisa memberikan kesan pengalaman berbudaya yang otentik.
Di kedai permainan, para pengunjung bisa belajar sekaligus bermain permainan Congklak dan Gapleh secara langsung bersama dengan panitia maupun dengan pengunjung lain. Panitia tidak hanya mengajarkan tentang peraturan dan cara memainkan permainan tersebut, namun juga filosofi dan sejarahnya sehingga pengunjung bisa memahami lebih jauh asal muasal permainan tersebut.

Mahasiswa Teknik Komputer Undip, Kanina Nadira Andriyani, sedang menjelaskan tentang cara membatik di depan pengunjung
Sedangkan di Kedai Batik, para pengunjung bisa mendapatkan informasi sekaligus belajar membatik secara langsung. Kanina Nadira Andriyani, penanggung jawab untuk kedai Batik menjelaskan, ada dua bagian di kedai tersebut, yaitu tempat informasi dan tempat praktik. Nantinya pengunjung tidak hanya mendapatkan penjelasan terkait proses-proses dalam pembuatan batik, tapi juga bisa ikut membatik dengan tuntunan panitia.
Mahasiswa Teknik Komputer Undip tersebut juga mengungkapkan, para pengunjung tampak antusias dengan kegiatan yang diadakan di Nusantara Fest. Bahkan para pengunjung sampai rela antre untuk mencoba membatik. “Saya sangat terkejut karena banyak mahasiswa yang tidak pernah mendengar tentang batik, namun semua pengunjung sangat antusias untuk belajar. Bahkan ada antrian untuk mencoba membatik,” tutur Kanina.
Duta besar Indonesia untuk Selandia Baru, Fientje Maritje Suebu, mengapresiasi adanya Nusantara Fest ini. Beliau memberikan selamat kepada para penerima beasiswa IISMA 2023 karena telah sukses menjalankan acara ini. “Acaranya luar biasa sekali. Rame. Banyak sekali teman-teman mahasiswa dan dosen-dosen berkumpul di sini. Luar biasa! Sukses ya!,” ucap beliau.
Penulis: Kanina Nadira Andriyani
Editor: M. Rusmul Khandiq
oleh M Rusmul Khandiq | Feb 10, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa, SDGs
Selasa, 6 Februari 2024, tiga mahasiswa Fakultas Teknik berhasil mendapatkan Silver Prize dan Special Award dari Romanian Inventors Forum dalam Thailand Inventors Day 2024.
Thailand Inventors Day, atau International Intellectual Property Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEx) merupakan kompetisi riset dan pameran inovasi berskala internasional yang diselengarakan oleh National Research Council of Thailand (NRCT), sebuah lembaga riset di bawah Kementerian Riset dan Teknologi Thailand. Dalam kompetisi ini, 600 peserta dari 25 negara ikut serta untuk memamerkan hasil inovasinya di depan para ahli, akademisi, praktisi, investor, serta pemerintah selama 4 hari, mulai dari tanggal 2 hingga 6 Februari 2024.
Novi Istiyani, Risala Sujat Swara, dan Miftahul Fajri B dari Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro bersaing dengan para peserta Expo lainnya dengan membawa inovasi tentang penggunaan aplikasi untuk mengontrol produksi biohidrogen dari sampah makanan.
Menurut Risala Sujat Swara, ide ini bermula dari keprihatinan mereka ketika melihat jumlah sampah makanan di Indonesia dan dunia yang semakin membludak. Bagi mereka, masalah sampah ini menjadi isu yang harus segera ditangani karena mulai menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
“Kami melihat banyaknya jumlah sampah makanan di Indonesia maupun di dunia yang dapat menghasilkan gas berbahaya yang memiliki dampak pada perubahan iklim dan pemanasan global,” ujarnya.
Risal menambahkan, dengan aplikasi yang mereka beri nama BIOHIDROGENO ini, nantinya tiap orang bisa mengolah sampah makanannya sendiri menjadi sumber energi terbarukan. Teknologi Enhanced Methane Prediction Algorithm (EMPA) ditambahkan agar keluaran gas biohidrogen bisa diatur sehingga mengurangi potensi meledak.
“Produk inovasi ini dilengkapi dengan aplikasi yang menggunakan algoritma EMPA untuk memudahkan pengguna mengoperasikannya. Pengguna bisa mengontrol keluaran gas biohidrogen dan mencegah potensi meledak,” tambah Risal.
Novi Istiyani, salah satu anggota tim, tidak menyangka inovasi yang dibawa oleh timnya diganjar dua penghargaan sekaligus. Ia mengaku sangat senang bisa berprestasi di kompetisi internasional. “Jujur saya sangat tidak menyangka, apalagi di even tingkat internasional. Ini jadi suatu kebangaan karena sudah berani mencoba hal baru dan keluar dari zona nyaman,” tutur Novi.
Ia berharap, ke depannya lebih banyak mahasiswa yang berani ikut kompetisi dan berani mengeksplorasi hal-hal yang ada di sekitarnya. “Bagi mahasiswa lain, coba dulu. Urusan gagal atau suksesnya nanti di belakang. Semangat selalu teman-teman mahasiswa! Masih banyak hal yang harus kalian gali ke depannya.”
Foto dari Novi Istiyani
oleh M Rusmul Khandiq | Feb 8, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa
Senin, 5 Februari 2024, tim gabungan mahasiswa Universitas Diponegoro dan Universitas Andalas berhasil mendapatkan Gold Medal untuk kategori Social Science dan Special Award dari NWERA Romanian Association dalam ajang ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2024.
Tim gabungan yang terdiri dari Almas Fauziyah (Teknik Kimia Universitas Diponegoro), Mohammad Imam Muzaki (Bioteknologi Universitas Diponegoro), Rafi Maulana, Reza Ramadhana, dan Muhammad Nandito Al Habsy (Kedokteran Universitas Andalas) berhasil mendapatkan dua penghargaan sekaligus setelah membawakan inovasi berupa permainan edukasi bagi anak usia dini untuk mencegah bahaya COVID-19 bagi anak.
Rafi Maulana, ketua tim menjelaskan, permainan yang mereka beri nama GE UDIN (Game Edukasi untuk Anak Usia Dini) ini berfokus untuk mengajarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada anak-anak untuk mencegah tertularnya COVID-19 yang sempat mewabah beberapa tahun terakhir. “Kita fokus penelitiannya terkait PHBS ke anak-anak karena kasus COVID-19 naik. Kita juga sempat mengalami pandemi, kan anak-anak sempat harus belajar dari rumah,” ujarnya.
Rafi menambahkan, dengan menggunakan media permainan, anak-anak bisa tetap senang dan tidak jenuh meski harus belajar dari rumah. “Kalau media belajarnya gitu-gitu aja, mereka pasti jenuh. Maka dari itu, kiranya kami membuat media belajar gim yang sekiranya anak-anak tertarik dan mau mendengarkan penjelasan dari guru,” jelas Rafi.
Almas Fauziyah, salah satu anggota tim dari Undip, mengungkapkan bagaimana mereka sempat mengalami kendala ketika harus berkoordinasi secara daring dengan jadwal dan kesibukan yang berbeda-beda. “Permasalahannya ada di waktu ya. Mereka dari Kedokteran, saya di Teknik, teman saya di FSM. Kemarin juga kita ada UAS dan Ujian Blok. Kita baru bisa bertemu di waktu malam. Tapi syukurlah yang lain aman,” kata Almas.
Muhammad Nandito Al Habsy, salah satu anggota tim dari Unand berharap, ke depannya GE UDIN bisa dikembangkan lebih jauh. Ia juga berharap tim gabungan ini bisa terus berjalan dan bisa menjadi wadah untuk saling bertukar pengetahuan. “Harapan kami, ke depannya kami bakal lebih optimalisasikan GE UDIN. Dan juga hubungan bilateral ini semoga tetap terjalin, sehingga bisa saling bertukar informasi dan ilmu,” tuturnya.
oleh M Rusmul Khandiq | Feb 8, 2024 | Kabar Fakultas, Sosok Fakultas
Sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami hujan disertai petir, termasuk Kota Semarang dan sekitarnya. Fenomena kilat dan petir adalah hal yang umum terjadi di musim penghujan seperti sekarang.
Bagi Dr. Ir. Abdul Syakur, S.T, M.T, IPU, kita tidak seharusnya takut secara berlebihan ketika menghadapi fenomena ini. “Meski bisa membahayakan, tetapi kilat dan petir juga punya manfaat untuk kehidupan,” ujar beliau dalam acara Kentongan Pro 1 RRI Semarang, Rabu, 7 Februari 2024.
Dosen Teknik Elektro Undip itu mengungkapkan, petir bisa terjadi akibat dari saling bertemunya kilat di langit atau pertemuan kilat dengan objek di bumi. Hal ini kemudian menimbulkan suara menggelegar yang sering kita dengan ketika petir menyambar. “Secara ilmiah, kilat adalah muatan listrik yang terkumpul di awan,” tukasnya.
Namun, Syakur menambahkan, kilat yang menyambar ke bumi hanya 20%, sedangkan 80% terjadi di awan. Kilat dan petir yang terjadi di awan justru bermanfaat karena membunuh kuman dan bakteri yang melayang-layang di udara. Selain itu, kilat dan petir juga memproduksi Ozon (O3) yang bermanfaat untuk menahan paparan ultraviolet matahari. “Kilat dan petir bermanfaat. Pada proses kimia, air hujan yang turun ke bumi membawa unsur hara yang bermanfaat dalam menyuburkan tanah,” tambah beliau.
Untuk mengurangi dampak negatif dari kilat dan petir, Syakur menyarankan penggunaan alat proteksi petir di rumah atau gedung. Alat proteksi ini terdiri atas tembaga lancip yang dipasang di atap rumah. Tembaga ini kemudian dihubungkan dengan kabel tembaga dan ditanam ke tanah menggunakan sistem pembumian atau grounding system.
“Tapi harus tetap hati-hati agar tidak tersetrum alat proteksi ini,” pesan beliau.
Beliau juga menyarankan untuk menghindari beberapa hal yang berpotensi menimbulkan sambaran kilat dan petir ketika hujan turun, seperti tidak berteduh di bawah pohon, mengurangi penggunaan perlengkapan berbahan logam ketika di lapangan terbuka, dan mengamankan alat-alat pertanian seperti cangkul dan sabit bagi pekerja di sawah.
Berita disadur dari RRI