Perkembangan kosmetik saat ini sangat luar biasa. Di pusat perbelanjaan, banyak jenama kosmetik baru bermunculan, baik dari luar negeri maupun lokal. Namun, di balik pesatnya perkembangan industri komestik, banyak sekali kandungan bahan kimia berbahaya yang berpotensi untuk merusak kulit.

Dosen Teknik Kimia Undip, Dr. Ir. Noer Abyor Handayani (Noera), S.T., M.T., IPM, menjelaskan bahwa saat ini banyak kosmetik dengan kandungan bahan kimia berbahaya yang diperjualbelikan di pasaran.

“Produk kosmetik dengan kandungan bahan kimia berbahaya biasanya dijual tanpa memiliki label komposisi. Jika suatu produk tidak mencantumkan label komposisi kandungan, sebaiknya produk tersebut jangan dibeli karena tidak bisa menjamin keamanan. Produk yang mencantumkan komposisi pun tetap perlu diperhatikan, apakah kandungan didalamnya termasuk bahan kimia berbahaya atau bukan.” papar Ibu Noera dalam Kentongan Pro 1 RRI Semarang, Rabu, 5 Juni 2024.

Beberapa bahan kimia berbahaya yang sering ditambahkan dalam kosmetik antara lain merkuri, formalin, hidrokuinon, dan timbal. Untuk menghindari produk kosmetik dengan kandungan bahan kimia berbahaya, masyarakat harus mengetahui istilah atau nama lain dari bahan-bahan kimia tersebut. Misalnya, merkuri dengan nama lain Hydrargyrum atau penulisan zat lainnya yang  merepresentasikan bahan kimia berbahaya. 

Noera juga menjelaskan, penggunaan produk kosmetik dengan bahan kimia berbahaya akan memberikan dampak yang buruk. Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan kanker kulit, sementara dalam jangka pendek dapat membuat kulit berjerawat.  

“Reaksi terhadap produk kosmetik dengan bahan kimia berbahaya tergantung pada sensitivitas kulit, intensitas pemakaian, dan kadar bahan kimia tersebut. Ada orang yang langsung merasakan kulit panas dan merah saat pertama pemakaian, itu harus langsung dihentikan. Ada juga produk dengan kadar bahan kimia berbahaya sedikit sehingga efeknya tidak langsung terasa dan dampaknya muncul dalam waktu lama.” papar Noera.

Indonesia memiliki lembaga yang bertugas mengawasi keamanan dari suatu produk, yaitu BPOM dan lembaga sertifikasi halal. Memilih kosmetik yang sudah memiliki nomor BPOM dan label halal merupakan salah satu cara yang dapat menggaransi keamanan produk yang dibeli.

Selain bahan kimia berbahaya yang bisa memberikan dampak negatif. Cara penyimpanan kosmetik yang salah juga dapat menyebabkan bahan yang aman menjadi rusak dan membahayakan. Misalnya, kosmetik dengan kandungan vitamin C jika terkena sinar matahari bisa teroksidasi dan membuat kandungannya rusak dan menjadi berbahaya. 

“Pesan yang ingin saya tekankan untuk masyarakat yaitu pilih kosmetik yang sudah mendapat izin beredar dari BPOM dan memiliki label halal, serta memperhatikan cara penyimpanan agar kandungan dalam kosmetik tidak berubah,” tutupnya.

Reporter : Indah Zulayka

Editor : M. Rusmul Khandiq