Jawa Tengah termasuk ke dalam wilayah yang berpotensi mengalami bencana gempa bumi. Berdasarkan data dari 54 tahun terakhir, rata-rata terjadi sekitar 16,7 gempa per tahun di wilayah sekitar Semarang.

Pada Juni 2023, sebanyak 102 rumah di Jawa Tengah rusak akibat gempa yang berpusat di selatan DI Yogyakarta. Selain itu, terdapat 2 orang luka-luka dan 4 orang mengungsi akibat gempa tersebut. Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana cara mengurangi dampak dari bencana ini.

Jenian Marin, S.T.,M.Eng., Dosen Teknik Geologi Undip menjelaskan, simulasi bencana gempa bumi dapat menjadi salah satu cara untuk meminimalkan dampak akibat gempa bumi. 

“Simulasi gempa bumi efektif jika dilakukan secara berkala. Saat ini, simulasi gempa memang telah dilakukan di lingkungan kerja dan sekolah tetapi terbatas, belum rutin dan tidak melibatkan semua pihak.” tutur Jenian dalam Kentongan Pro 1 RRI Semarang pada Rabu, 19 Juni 2024.

Jenian juga berpendapat, simulasi gempa seharusnya menjadi kewajiban seluruh pihak. Pemerintah harus bisa menggandeng elemen masyarakat dan pengambil kebijakan lainnya agar simulasi berjalan dengan optimal.

“Badan pemerintah harus lebih sering berkoordinasi dengan pelaksana simulasi, lalu pelaksana simulasi mensosialisasikan ke masyarakat. Dalam pelaksanaan simulasi juga perlu menyiapkan fasilitas dan infrastruktur seperti pedoman teknis, peta rawan bencana dan jalur evakuasi,” ucapnya.

Jenian menyarankan kepada pemerintah dan seluruh elemen masyarakat agar rutin menjalankan simulasi bencana gempa bumi di berbagai tempat penting, seperti sekolah dan tempat kerja.

“Simulasi bencana gempa bumi ini seharusnya tidak hanya diterapkan di sekolah dan tempat kerja tetapi juga dibiasakan penerapan simulasi secara rutin di segala umur dan kalangan.” tutup Dosen Departemen Teknik Geologi Undip tersebut.

Reporter : Indah Zulayka

Editor : M. Rusmul Khandiq