Minggu, 15 Januari 2023. Kota Semarang, yang tergabung dalam 100 Resilient Network, menggandeng Pusat Studi Ketahanan Kota Undip untuk menyelenggarakan kegiatan bertemakan City as Catalyzing Resilient Strategy. Dalam acara tersebut, Kota Semarang dan CURE Undip ingin menunjukkan Batik sebagai daya ungkit ketahanan kota. Bersama BAPPEDA Provinsi Jawa Tengah, tim CURE Undip sebelumnya telah melakukan kajian cepat (rapid assessment) untuk memetakan profil batik, dampak pandemi, strategi yang sudah ada, dan rekomendasi pengembangan kegiatan berkenaan dengan hal tersebut. Dari kajian tersebut, CURE Undip melakukan tahap akselerasi yang meliputi pelatihan dan FGD yang bertujuan untuk membangun kolaborasi cdengan UMKM tangguh (UMKM yang mampu bertahan selama pandemi) melalui Batik Innovation City (BIC).

Dalam program tersebut, UMKM Batik Tangguh sepakat untuk mengembangkan Batik Semarang yang berkualitas premium dan ramah lingkungan, serta menginisiasi pelaksanaan kegiatan dalam bentuk lomba dan pameran bersama UMKM batik lainnya yang ada di Kota Semarang. Selain itu, UMKM Batik Tangguh juga mengembangkan platform Digital BIC sebagai wadah edukasi, kolaborasi, kerja sama, dan pemasaran.

Demi mewujudkan kegiatan yang dapat mendorong UMKM di Kota Semarang, maka Kota Semarang mengadakan Lomba “Cipta Kreasi Batik Kota Semarang”. Lomba ini bertujuan tidak hanya untuk menciptakan motif-motif batik Semarang baru (yang mengambil tema dari lingkungan sekitar), namun juga melibatkan masyarakat dalam proses pembuatan hingga penyelesaian batik itu sendiri. Lomba ini dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut ini (dengan waktu buka 8 jam sehari). Bertepat di Kawasan Kota Lama Semarang, lomba ini diikuti oleh 63 peserta yang meliputi pengrajin dari kecamatan-kecamatan di Kota Semarang. Peserta lomba pun juga berasal dari latar belakang yang beragam. Ada yang berasal dari kelompok difabel, lansia (60 tahun ke atas), hingga remaja (sekitar 19 – 20 tahun). Peserta tertua yang ikut lomba ini berumur 80 tahun dengan batik bertemakan laut dan berwarna dasar merah muda yang apik.

Koleksi batik yang dipamerkan dalam Pameran “Mahakarya Batik Kota Semarang”

Selama kegiatan lomba berlangsung, para peserta juga dikenalkan dengan edukasi dan praktik langsung dalam penggunaan IPAL portabel untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan selama proses pewarnaan batik. Jadi, tak hanya menghasilkan karya, namun kegiatan ini juga mengajarkan tentang pentingnya menjaga lingkungan. Hasil karya dari para peserta lomba kemudian dipamerkan bersama batik premium lainnya pada acara pameran bertajuk “Mahakarya Batik Kota Semarang”.

Pameran ini diikuti oleh UMKM Batik di Kota Semarang serta dihadiri oleh para kolektor yang juga pecinta batik di Kota Semarang. Kegiatan pameran ini dilaksanakan pada tanggal 12 – 15 Januari 2023 dan bertempat di Gedung Oudetrap, Kota Lama. Pameran ini dibuka oleh Staf Ahli Walikota Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Ibu Nurjanah, S.H, M.H., dilanjutkan dengan pemotongan pita bersama Dekan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Prof. Ir. Mochamad Agung Wibowo, Ph.D sebagai tanda bahwa Pameran resmi dibuka. Acara kemudian dilanjutkan dengan tur keliling gedung untuk menikmati keindahan batik hasil karya para peserta lomba serta koleksi dari para kolektor.

Dekan Fakultas Teknik Undip (kiri) bersama dengan Ibu Nurjanah, SH, MH (kanan), Staf Ahli Walikota Semarang Bid. Pemerintahan, Hukum, dan Politik

Dalam acara ini, ibu Walikota berpesan melalui pidato yang disampaikan oleh Ibu Nurjanah, S.H, M.H, agar masyarakat terus mendukung UMKM di Kota Semarang. Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa Pameran ini bertujuan untuk membangun branding batik Semarang sebagai produk berkualitas premium serta ramah lingkungan. Beliau berharap semoga para pengrajin batik dan UMKM Batik di Kota Semarang bisa semakin berkiprah dan semakin bersemangat dalam menciptakan motif-motif dan karya-karya baru sehingga Batik Semarangan bisa semakin dikenal. Dukungan dari berbagai pihak termasuk dari institusi pendidikan dalam pendampingan masyarakat juga masih diperlukan.

Oh iya, acara ini juga memecahkan rekor MURI untuk kategori Lomba dengan Peserta dan Penciptaan Motif Terbanyak Selama 3 Hari! Keren!

Tetap semangat dan selalu jaga lingkungan di sekitar kita!

Reporter : Dani Ristyawati