oleh M Rusmul Khandiq | Mar 2, 2024 | Kabar Fakultas, Sosok Fakultas
Sebagai masyarakat yang hidup di negara tropis, cuaca hujan maupun panas yang ekstrem dapat mempengaruhi kualitas tempat tinggal dan kenyamanan dari penghuninya. Maka dari itu, kita perlu bijak dalam memilih tempat tinggal yang sesuai.
Dalam Dialog Kentongan Pro 1 RRI Semarang tanggal 28 Februari 2024, Dr. Ir. Eddy Prianto, CES, DEA, Dosen Arsitektur Undip menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih rumah.
Pertimbangan pertama adalah terkait lokasi. Bagi beliau, kita perlu mengetahui apakah di lokasi tersebut terdapat fasilitas-fasilitas yang bisa diakses dengan mudah, semisal jalan raya. “Yang pertama, kita harus tahu lokasinya. Artinya, lokasinya itu ada di mana? Sedangkan lokasi itu kita bisa mempertimbangkan apakah di situ fasilitasnya tersedia? Apakah dia dekat dengan fasilitas lainnya? Atau kita ingin rumah itu dekat dengan jalan raya?” terang beliau.
Pertimbangan berikutnya terkait dengan tipe rumah dan fasilitasnya. Tipe rumah menentukan kapasitas dan fasilitas yang akan didapatkan. Untuk memilih tipe rumah yang sesuai, kita perlu memerhatikan kemampuan finansial, jumlah tanggungan, serta jumlah aset yang ingin dimasukkan ke dalam rumah.
Pertimbangan terakhir adalah legalitas dari properti tersebut. Beliau mengingatkan untuk selalu berhati-hati ketika membeli rumah atau properti. Jangan sampai properti yang dibeli malah menimbulkan masalah ke depannya. “Yang terakhir, kalau kita ingin beli rumah jadi, periksa legalitas dari propertinya. Jangan sampai setelah kita bayar uang muka ternyata bermasalah.”
Eddy juga menambahkan, ada setidaknya lima aspek yang perlu dicermati ketika membangun rumah. Kelima aspek tersebut antara lain adalah jalan, halaman, bangunan, interior, dan perilaku. Dengan memperhatikan lima aspek ini, maka masyarakat bisa mengelola tempat tinggalnya dengan lebih baik. “Jadi bangunan itu perlu dirawat. Perawatan ini tidak hanya musim hujan, musim panas pun juga perlu,” ucap beliau.
Eddy menyarankan kepada masyarakat untuk rutin melakukan pengecekan dan perawatan rutin terhadap lima aspek di atas untuk menjaga agar rumah tetap aman, nyaman, sehat, serta awet. “Ketika musim hujan ini kita tahu kesehatan rumah kita. Apakah kondisinya itu sudah cukup sakit, artinya perlu diperbaiki, atau masih sehat. Kalau bocornya banyak, harus mulai dikurangi agar tidak tambah bocor.”
oleh M Rusmul Khandiq | Feb 28, 2024 | Kabar Fakultas
Warga Fakultas Teknik Universitas Diponegoro tengah berduka. Salah satu Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Prof. Dr.rer.nat. Ir. Thomas Triadi Putranto, S.T, M.Eng., IPU, ASEAN Eng., menghembuskan napas terakhirnya pada hari Selasa, 27 Februari 2024. Upacara persemayaman terakhir untuk beliau dilangsungkan di Gedung SA-MWA, Undip Tembalang.
Lahir di Kota Semarang pada 11 Desember 1977, Prof. Thomas merupakan Guru Besar Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro. Semasa hidupnya, beliau aktif menghasilkan beragam karya ilmiah, terutama terkait bidang hidrogeologi dan air tanah. Prof. Thomas sendiri dikukuhkan sebagai Guru Besar dengan bidang kepakaran Hidrogeologi pada 7 September 2023 yang lalu.
Prof. Thomas sudah menjadi bagian dari Fakultas Teknik selama kurang lebih 18 tahun. Beliau memulai perjalanan karirnya di Universitas Diponegoro dari menjadi Staf Pengajar, Ketua Laboratorium, Ketua Departemen, hingga menjadi Guru Besar. Beliau dikenal sebagai sosok yang supel, dekat dengan mahasiswa, dan aktif dalam mengabdi di dalam masyarakat. Selain di bidang akademik, beliau juga banyak berkancah di bidang non-akademik, terutama di bidang olahraga bulutangkis. Terakhir, beliau adalah CEO dari even kejuaraan bulutangkis se-Karesidenan Semarang yang diadakan oleh PBSI Kota Semarang, Thomas Padma Cup 2023.
Pada tahun 2016, Prof. Thomas menerima penghargaan Satya Lancana Karya Satya X Tahun dari Presiden Republik Indonesia. Selain itu, beliau juga menjadi pemenang 1 Riset Unggulan Daerah Kota Pekalongan pada tahun 2020. Di tahun 2021, beliau mendapatkan amanah sebagai Ketua Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H, M.Hum, menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya salah satu putra bangsa terbaik di Indonesia tersebut. Beliau berharap, selepas kepergian beliau, ide-ide Prof. Thomas tetap diteruskan oleh sivitas akademika lainnya di masa depan.
“Kita mempunyai kewajiban bersama untuk meneruskan cita-cita dan ide-ide yang telah dikembangkan oleh Prof. Thomas sepanjang hidupnya.” harap Prof. Yos.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Jamari, S.T, M.T, mengungkapkan bagaimana beliau semasa hidupnya menjadi teladan bagi para sivitas akademika dalam mengamalkan tri dharma perguruan tinggi.
“Kepergian Prof. Thomas merupakan sebuah kehilangan yang besar bagi Fakultas Teknik. Beliau telah memberikan teladan sebagai seorang dosen yang ideal dalam pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi,” ucap Prof. Jamari.
Beliau berdoa semoga Prof. Thomas bisa mendapatkan tempat terbaik di sisi Yang Maha Kuasa.
“Semoga Prof. Thomas damai dan mendapatkan tempat terbaik di sana dan semua ilmu ataupun suri tauladan yang Beliau tinggalkan senantiasa menjadi amal jariyah.”
Berita disadur dari Humas Undip
oleh M Rusmul Khandiq | Feb 23, 2024 | Kabar Fakultas, Sosok Fakultas
Rumah di masa sekarang merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat. Sebagai tempat tinggal, kenyamanan dan kesehatan menjadi poin penting dalam membangun rumah.
Bagi Prof. Dr. Ir. Erni Setyowati, M.T, Guru Besar Arsitektur Undip, desain rumah yang memperhatikan kenyamanan dan kesehatan dapat membantu masyarakat untuk hidup lebih nyaman dan sehat. “Kalau rumah kita tidak nyaman dan tidak sehat, maka tubuh kita juga tidak sehat. Kita jadi tidak bisa berpikir sehat,” ujar beliau.
Dalam acara Dialog Kentongan Pro 1 RRI Semarang pada 21 Februari 2024, Prof. Erni menjelaskan tentang tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam mendesain rumah agar bisa menciptakan kenyamanan dan kesehatan bagi penggunanya. Tiga aspek tersebut adalah aspek termal, aspek visual, dan aspek audial.
Aspek termal berkaitan dengan rasa puas karena kondisi rumah yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Sebagai negara tropis, masyarakat harus mendesain rumah yang bisa menciptakan rasa nyaman dalam kondisi tropis yang selalu panas. Untuk mencapai hal ini, maka pengaturan sirkulasi udara menjadi strategi penting yang harus dilakukan.
“Karena kita hidup di daerah tropis, rumah kita tentunya juga terimbas dengan kondisi tropis yang panas. Oleh karena itu, kita perlu membedah strategi dan trik bagaimana menghadirkan udara dengan tingkat kenyamanan sesuai standar,” kata Prof. Erni.
Aspek berikutnya adalah aspek visual. Dalam aspek ini, gangguan-gangguan visual seperti pencahayaan berlebih menjadi hal yang perlu diperhatikan. Masyarakat perlu untuk mempertimbangkan seberapa banyak cahaya alami yang bisa masuk, dan di saat yang sama mengurangi penggunaan pencahayaan artifisial yang boros energi.
“Kalau kenyamanan visual, kondisi rumah atau manusianya itu merasa tidak terganggu dengan kondisi sekelilingnya yang, misalnya, silau karena terlalu banyak pencahayaan. Tetapi, jika kurang pencahayaan, maka rumah itu bisa tidak hemat energi,” ujar beliau.
Aspek ketiga adalah aspek audial. Aspek ini mengharuskan masyarakat untuk menghitung potensi suara bising yang mungkin muncul dari lingkungan sekitar serta berupaya untuk meminimalkan gangguan tersebut. Menurut Prof. Erni, ketidaknyamanan audial bisa menurunkan produktivitas seseorang jika tidak ditangani dengan baik.
“Bising itu bisa jadi penyebab manusia ogah-ogahan, malas melakukan aktivitas positif, malas bergerak, kemudian bisa menyebabkan pening.”
Prof. Erni menyarankan kepada masyarakat untuk membangun rumah sesuai dengan standar yang ada. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk menciptakan kenyamanan dan kesehatan saja, namun juga rasa aman dari potensi bencana yang muncul. Bagi beliau, rumah yang baik adalah rumah yang bisa menyesuaikan diri dengan kondisi dan iklim lokal.
“Sebaik-baik rumah adalah yang bisa mengantisipasi local content (kondisi lokal), termasuk juga local climate (iklim lokal) yang ekstrem,” tutup Prof. Erni.
oleh M Rusmul Khandiq | Feb 10, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa, SDGs
Selasa, 6 Februari 2024, tiga mahasiswa Fakultas Teknik berhasil mendapatkan Silver Prize dan Special Award dari Romanian Inventors Forum dalam Thailand Inventors Day 2024.
Thailand Inventors Day, atau International Intellectual Property Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEx) merupakan kompetisi riset dan pameran inovasi berskala internasional yang diselengarakan oleh National Research Council of Thailand (NRCT), sebuah lembaga riset di bawah Kementerian Riset dan Teknologi Thailand. Dalam kompetisi ini, 600 peserta dari 25 negara ikut serta untuk memamerkan hasil inovasinya di depan para ahli, akademisi, praktisi, investor, serta pemerintah selama 4 hari, mulai dari tanggal 2 hingga 6 Februari 2024.
Novi Istiyani, Risala Sujat Swara, dan Miftahul Fajri B dari Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro bersaing dengan para peserta Expo lainnya dengan membawa inovasi tentang penggunaan aplikasi untuk mengontrol produksi biohidrogen dari sampah makanan.
Menurut Risala Sujat Swara, ide ini bermula dari keprihatinan mereka ketika melihat jumlah sampah makanan di Indonesia dan dunia yang semakin membludak. Bagi mereka, masalah sampah ini menjadi isu yang harus segera ditangani karena mulai menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
“Kami melihat banyaknya jumlah sampah makanan di Indonesia maupun di dunia yang dapat menghasilkan gas berbahaya yang memiliki dampak pada perubahan iklim dan pemanasan global,” ujarnya.
Risal menambahkan, dengan aplikasi yang mereka beri nama BIOHIDROGENO ini, nantinya tiap orang bisa mengolah sampah makanannya sendiri menjadi sumber energi terbarukan. Teknologi Enhanced Methane Prediction Algorithm (EMPA) ditambahkan agar keluaran gas biohidrogen bisa diatur sehingga mengurangi potensi meledak.
“Produk inovasi ini dilengkapi dengan aplikasi yang menggunakan algoritma EMPA untuk memudahkan pengguna mengoperasikannya. Pengguna bisa mengontrol keluaran gas biohidrogen dan mencegah potensi meledak,” tambah Risal.
Novi Istiyani, salah satu anggota tim, tidak menyangka inovasi yang dibawa oleh timnya diganjar dua penghargaan sekaligus. Ia mengaku sangat senang bisa berprestasi di kompetisi internasional. “Jujur saya sangat tidak menyangka, apalagi di even tingkat internasional. Ini jadi suatu kebangaan karena sudah berani mencoba hal baru dan keluar dari zona nyaman,” tutur Novi.
Ia berharap, ke depannya lebih banyak mahasiswa yang berani ikut kompetisi dan berani mengeksplorasi hal-hal yang ada di sekitarnya. “Bagi mahasiswa lain, coba dulu. Urusan gagal atau suksesnya nanti di belakang. Semangat selalu teman-teman mahasiswa! Masih banyak hal yang harus kalian gali ke depannya.”
Foto dari Novi Istiyani
oleh M Rusmul Khandiq | Feb 8, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa
Senin, 5 Februari 2024, tim gabungan mahasiswa Universitas Diponegoro dan Universitas Andalas berhasil mendapatkan Gold Medal untuk kategori Social Science dan Special Award dari NWERA Romanian Association dalam ajang ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2024.
Tim gabungan yang terdiri dari Almas Fauziyah (Teknik Kimia Universitas Diponegoro), Mohammad Imam Muzaki (Bioteknologi Universitas Diponegoro), Rafi Maulana, Reza Ramadhana, dan Muhammad Nandito Al Habsy (Kedokteran Universitas Andalas) berhasil mendapatkan dua penghargaan sekaligus setelah membawakan inovasi berupa permainan edukasi bagi anak usia dini untuk mencegah bahaya COVID-19 bagi anak.
Rafi Maulana, ketua tim menjelaskan, permainan yang mereka beri nama GE UDIN (Game Edukasi untuk Anak Usia Dini) ini berfokus untuk mengajarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada anak-anak untuk mencegah tertularnya COVID-19 yang sempat mewabah beberapa tahun terakhir. “Kita fokus penelitiannya terkait PHBS ke anak-anak karena kasus COVID-19 naik. Kita juga sempat mengalami pandemi, kan anak-anak sempat harus belajar dari rumah,” ujarnya.
Rafi menambahkan, dengan menggunakan media permainan, anak-anak bisa tetap senang dan tidak jenuh meski harus belajar dari rumah. “Kalau media belajarnya gitu-gitu aja, mereka pasti jenuh. Maka dari itu, kiranya kami membuat media belajar gim yang sekiranya anak-anak tertarik dan mau mendengarkan penjelasan dari guru,” jelas Rafi.
Almas Fauziyah, salah satu anggota tim dari Undip, mengungkapkan bagaimana mereka sempat mengalami kendala ketika harus berkoordinasi secara daring dengan jadwal dan kesibukan yang berbeda-beda. “Permasalahannya ada di waktu ya. Mereka dari Kedokteran, saya di Teknik, teman saya di FSM. Kemarin juga kita ada UAS dan Ujian Blok. Kita baru bisa bertemu di waktu malam. Tapi syukurlah yang lain aman,” kata Almas.
Muhammad Nandito Al Habsy, salah satu anggota tim dari Unand berharap, ke depannya GE UDIN bisa dikembangkan lebih jauh. Ia juga berharap tim gabungan ini bisa terus berjalan dan bisa menjadi wadah untuk saling bertukar pengetahuan. “Harapan kami, ke depannya kami bakal lebih optimalisasikan GE UDIN. Dan juga hubungan bilateral ini semoga tetap terjalin, sehingga bisa saling bertukar informasi dan ilmu,” tuturnya.
oleh M Rusmul Khandiq | Feb 8, 2024 | Kabar Fakultas, Sosok Fakultas
Sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami hujan disertai petir, termasuk Kota Semarang dan sekitarnya. Fenomena kilat dan petir adalah hal yang umum terjadi di musim penghujan seperti sekarang.
Bagi Dr. Ir. Abdul Syakur, S.T, M.T, IPU, kita tidak seharusnya takut secara berlebihan ketika menghadapi fenomena ini. “Meski bisa membahayakan, tetapi kilat dan petir juga punya manfaat untuk kehidupan,” ujar beliau dalam acara Kentongan Pro 1 RRI Semarang, Rabu, 7 Februari 2024.
Dosen Teknik Elektro Undip itu mengungkapkan, petir bisa terjadi akibat dari saling bertemunya kilat di langit atau pertemuan kilat dengan objek di bumi. Hal ini kemudian menimbulkan suara menggelegar yang sering kita dengan ketika petir menyambar. “Secara ilmiah, kilat adalah muatan listrik yang terkumpul di awan,” tukasnya.
Namun, Syakur menambahkan, kilat yang menyambar ke bumi hanya 20%, sedangkan 80% terjadi di awan. Kilat dan petir yang terjadi di awan justru bermanfaat karena membunuh kuman dan bakteri yang melayang-layang di udara. Selain itu, kilat dan petir juga memproduksi Ozon (O3) yang bermanfaat untuk menahan paparan ultraviolet matahari. “Kilat dan petir bermanfaat. Pada proses kimia, air hujan yang turun ke bumi membawa unsur hara yang bermanfaat dalam menyuburkan tanah,” tambah beliau.
Untuk mengurangi dampak negatif dari kilat dan petir, Syakur menyarankan penggunaan alat proteksi petir di rumah atau gedung. Alat proteksi ini terdiri atas tembaga lancip yang dipasang di atap rumah. Tembaga ini kemudian dihubungkan dengan kabel tembaga dan ditanam ke tanah menggunakan sistem pembumian atau grounding system.
“Tapi harus tetap hati-hati agar tidak tersetrum alat proteksi ini,” pesan beliau.
Beliau juga menyarankan untuk menghindari beberapa hal yang berpotensi menimbulkan sambaran kilat dan petir ketika hujan turun, seperti tidak berteduh di bawah pohon, mengurangi penggunaan perlengkapan berbahan logam ketika di lapangan terbuka, dan mengamankan alat-alat pertanian seperti cangkul dan sabit bagi pekerja di sawah.
Berita disadur dari RRI