Semarang.ft.undip.ac.id – undip.ac.id – BATIK ETNIK yang diciptakan oleh lima mahasiswa Teknik Kimia Undip angkatan 2007 memenangkan juara III lomba ECOS (Economics Champhionship National Business Plan Competitions yang bertemakan ENFUTION (entrepreneurship for future innovation) di Gedung Prof.Sudarto Undip Tembalang 27 November 2010. ECOS sendiri merupakan ajang lomba bisnis bagi mahasiswa se-Indonesia yang diselenggarakan oleh HMJ Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen. Sedangkan Juara satu dimenangkan oleh konstestan dari UNIBRAW dengan Bolet Kuali (makanan dari Ubi) dan Juara kedua dari Unair dengan Jean’ious (Penggunaan Celana Jeans bekas sebagai tas dan pernak-pernik) Kelima mahasiswa tersebut Fransiska Dita Novia Wulandari, Aga Aulia Rahman, Galih Satrio Lelono,Desmile Yusufina dan Arinaldi
ECONOMIC CHAMPIONSHIP BUSINESS PLAN COMPETITION (ECOS) yang diselenggarakan di Undip ini merupakan lomba yang digelar pada tahun kedua dari lifecycle wirausaha yang dibuat oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Fakultas Ekonomi Undip. ECOS merupakan lomba pengembangan bisnis plan bagi mahasiswa. Acara ini menampilkan delapan finalis yaitu Delapan finalis yang akan berlomba tersebut berasal dari UI (2 kelompok),UNPAD (1 kelompok),UGM (2 Kelompok) ,UNDIP (1 kelompok) UNAIR (1 Kelompok) dan UNBRAW (1Kelompok). dengan rencana bisnis terbaik yang sudah diseleksi sebelumnya oleh juri-juri yang kompeten dibidangnya. Para finalis yang berhasil menjadi Juara 1, Juara 2 dan 3 dengan total hadiah senilai Rp 18.000.000,00.
Salah satu anggota tim tekim Undip Fransiska Dita mengemukakan bahwa Batik Etnik merupakan batik dengan motif kombinasi dari seluruh nusantara dengan menggunakan konsep pewarna alami, pewarna alami ini dapat berasal dari bahan-bahan yang mudah didapat dilingkungan sekitar.
“Pewarna yang kami hasilkan sangat ramah lingkungan karena berasal dari bahan-bahan alami dan tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya. bahan alami yang dipakai seperti nanas untuk warna kuning, teh untuk warna coklat tua, manggis untuk coklat kemerahan, jambu mete untuk warna merah” tambah Dita
Dita juga mengungkapkan bahwa proses pewarnaan sangat mudah dan tidak memakan waktu lama, karena bahan-bahan terpilih kemudian direbus dengan perbandingan 1:10 kemudian disaring, didinginkan kemudian diperoleh pigmen warna. pigmen warna inilah yang digunakan untuk pewarna dalam celupan batik.
Lebih Lanjut juga dipaparkan Bahwa Batik Etnik memang baru berjalan dua bulan dan masih dalam area lokal dengan target konsumen utama adalah mahasiswa, Omset yang kami dapatkan cukup lumayan yakni berkisar 3-4 juta perbulan. Kedepan Jelas kami akan mengembangkan bisnis Batik etnik sebagai bisnis yang benar-benar besar karena kami melihat peluang di dunia usaha sangatlah besar dan sekarang sudah memiliki satu showroom yakni di jalan Sirojudin 20 Tembalang Semarang
Berita terkait : www.undip.ac.id