Pernahkah kalian membayangkan seberapa banyak limbah plastik yang dihasilkan setiap harinya? Satu botol air mineral ukuran 600 mL umumnya memiliki berat sekitar 16 gram. Sekarang, apabila terdapat timbunan sampah botol plastik sebanyak 100 kilogram, maka kurang lebih ada 6000 botol plastik yang dibuang ke lingkungan tiap harinya. Belum lagi ada sampah lainnya seperti kresek, sisa makanan, dan sampah lainnya. Tentunya, jumlah ini bisa menjadi permasalahan besar bagi lingkungan.

Berangkat dari permasalahan ini, Kelompok 10 Kuliah Kerja Nyata-Tematik (KKN-T) Universitas Diponegoro terdorong untuk mengangkat tema besar “Pengolahan Alternatif Sampah Residu menuju TPST Zero Waste“. Tim yang terdiri dari Jati Armandani (Teknik Mesin), Jason Harman Kartawidjaja (Teknik Kimia), Maylani Hapsari (Teknik Kimia), Mochamad Akbar Ashari (Teknik Infrastruktur Sipil dan Perancangan Arsitektur), Nabila Afra Oktaviana dan Ainul Khusna Ulya D. (Teknik Lingkungan), Rhesa Yunasuta (Hubungan Internasional), Syifa Khulfia Putri, dan Adinda Azkiatul Aulia (Fisika) ini membuat beberapa program untuk mengatasi masalah sampah tersebut.

Anggota Kelompok 10 KKN-T Undip berfoto bersama blok beton hasil inovasi mereka. Beton ini terbuat dari campuran plastik, oli bekas, dan pasir.

Program pertama adalah pembuatan inovasi material baru berupa blok beton dari plastik. Kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Juni 2025 ini diisi dengan ujicoba formulasi beton menggunakan tiga bahan, yaitu plastik, oli bekas, dan pasir. Hasilnya, Kelompok 10 KKN-T Undip berhasil membuat blok beton plastik ramah lingkungan yang diperkirakan bisa menyerap hampir separuh jumlah sampah plastik per tahunnya.

“Apabila proyek ini berhasil diimplementasi, lebih dari 30 juta ton plastik dapat diserap setiap tahunnya dengan basis perhitungan produksi 64 blok beton setiap harinya.” ujar Dani Puji Utomo, S.T., M.T., pembimbing Kelompok 10 KKN-T Undip.

Selain membuat beton berbahan plastik, Kelompok 10 KKN-T Undip juga mengedukasi masyarakat secara langsung melalui kampanye di Car Free Day Undip dan kegiatan belajar mengajar di SDI Diponegoro

Program berikutnya adalah program edukasi ke dalam masyarakat. Program ini meliputi kampanye edukasi tentang pemilahan sampah kepada masyarakat dan kegiatan belajar mengajar di SDI Diponegoro, Kota Semarang.

Program kampanye edukasi dilaksanakan pada gelaran Car Free Day di Jembatan Sikatak, Universitas Diponegoro, tanggal 25 Mei 2025. Dalam kegiatan ini, Kelompok 10 KKN-T Undip mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam memelajari tentang pemilahan dan pengolahan sampah. Siti, salah satu warga, menyambut baik langkah ini. “Dari dulu sampah saya mah cuman dibuang, baru tahu kalau bisa diolah menjadi sabun dari minyak bekas (jelantah) dan untuk keperluan bersih-bersih lantai,” ujarnya.

Kelompok 10 KKN-T Undip bersama siswa dan siswi SDI Diponegoro

Selanjutnya, program belajar mengajar berlangsung pada tanggal 14 Mei 2025. Dalam program ini, para anggota Kelompok 10 KKN-T Undip mengajari siswa dan siswi dari SDI Diponegoro mengenai pentingnya memilah dan mengolah sampah melalui permainan interaktif. Diharapkan, edukasi ini bisa memupuk rasa peduli lingkungan sejak dini kepada para siswa dan siswi.

Menurut Jason Harman Kartawidjaja, selaku ketua Kelompok 10 KKN-T Undip, tujuan utama dari program ini adalah untuk mengedukasi sekaligus memberdayakan masyarakat demi mewujudukan lingkungan yang lebih lestari sesuai. Hal ini menurutnya sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 13 terkait penanganan perubahan iklim. Ia berharap, program ini dapat berkontribusi langsung dalam mewujudkan tujuan tersebut.

Berita dan foto disadur dari Kelompok 10 KKN-Tematik Universitas Diponegoro (Ecolife)