Rumah di masa sekarang merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat. Sebagai tempat tinggal, kenyamanan dan kesehatan menjadi poin penting dalam membangun rumah.

Bagi Prof. Dr. Ir. Erni Setyowati, M.T, Guru Besar Arsitektur Undip, desain rumah yang memperhatikan kenyamanan dan kesehatan dapat membantu masyarakat untuk hidup lebih nyaman dan sehat. “Kalau rumah kita tidak nyaman dan tidak sehat, maka tubuh kita juga tidak sehat. Kita jadi tidak bisa berpikir sehat,” ujar beliau.

Dalam acara Dialog Kentongan Pro 1 RRI Semarang pada 21 Februari 2024, Prof. Erni menjelaskan tentang tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam mendesain rumah agar bisa menciptakan kenyamanan dan kesehatan bagi penggunanya. Tiga aspek tersebut adalah aspek termal, aspek visual, dan aspek audial.

Aspek termal berkaitan dengan rasa puas karena kondisi rumah yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Sebagai negara tropis, masyarakat harus mendesain rumah yang bisa menciptakan rasa nyaman dalam kondisi tropis yang selalu panas. Untuk mencapai hal ini, maka pengaturan sirkulasi udara menjadi strategi penting yang harus dilakukan.

“Karena kita hidup di daerah tropis, rumah kita tentunya juga terimbas dengan kondisi tropis yang panas. Oleh karena itu, kita perlu membedah strategi dan trik bagaimana menghadirkan udara dengan tingkat kenyamanan sesuai standar,” kata Prof. Erni.

Aspek berikutnya adalah aspek visual. Dalam aspek ini, gangguan-gangguan visual seperti pencahayaan berlebih menjadi hal yang perlu diperhatikan. Masyarakat perlu untuk mempertimbangkan seberapa banyak cahaya alami yang bisa masuk, dan di saat yang sama mengurangi penggunaan pencahayaan artifisial yang boros energi.

“Kalau kenyamanan visual, kondisi rumah atau manusianya itu merasa tidak terganggu dengan kondisi sekelilingnya yang, misalnya, silau karena terlalu banyak pencahayaan. Tetapi, jika kurang pencahayaan, maka rumah itu bisa tidak hemat energi,” ujar beliau.

Aspek ketiga adalah aspek audial. Aspek ini mengharuskan masyarakat untuk menghitung potensi suara bising yang mungkin muncul dari lingkungan sekitar serta berupaya untuk meminimalkan gangguan tersebut. Menurut Prof. Erni, ketidaknyamanan audial bisa menurunkan produktivitas seseorang jika tidak ditangani dengan baik.

“Bising itu bisa jadi penyebab manusia ogah-ogahan, malas melakukan aktivitas positif, malas bergerak, kemudian bisa menyebabkan pening.”

Prof. Erni menyarankan kepada masyarakat untuk membangun rumah sesuai dengan standar yang ada. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk menciptakan kenyamanan dan kesehatan saja, namun juga rasa aman dari potensi bencana yang muncul. Bagi beliau, rumah yang baik adalah rumah yang bisa menyesuaikan diri dengan kondisi dan iklim lokal.

“Sebaik-baik rumah adalah yang bisa mengantisipasi local content (kondisi lokal), termasuk juga local climate (iklim lokal) yang ekstrem,” tutup Prof. Erni.