oleh M Rusmul Khandiq | Mei 20, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa
Mahasiswa S1 Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Nicholas David Marsen, berhasil meraih penghargaan Silver Medal dalam kompetisi bertajuk FAPERTA Fair 5 yang diadakan oleh Universitas Dhyana Pura dan Sentosa Foundation pada 18-19 Mei 2024.
FAPERTA (Futuristics Prestige Research Technology and Art) Fair merupakan lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional yang dilaksanakan secara luring di Denpasar, Bali. Kegiatan yang diadakan sejak 2019 ini memiliki beberapa subtema, yaitu teknologi, lingkungan, pangan, kesehatan, pariwisata dan budaya. Acara ini bertujuan untuk menyediakan wadah bagi pengembangan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia.
Dibawah bimbingan dosen Ir. Sudjadi, M.T., Nicholas menyusun karya tulis ilmiah dengan judul Alat Pendeteksi Pohon Tumbang Berbasis Arduino. Dari karya tulis inilah Nicholas berhasil mengalahkan 489 pendaftar dan 70 peserta final serta mendapatkan Silver Medal dalam subtema teknologi.
Nicholas mengatakan, banyak sekali persiapan yang ia lakukan untuk FAPERTA Fair ini, mulai dari perencanaan karya tulis, persiapan penulisan, penyesuaian tema hingga proses mencari dosen pembimbing.
“Untuk persiapan karya tulis sebenarnya tidak terlalu lama, hanya saja cukup sulit mencari dosen pembimbing untuk menilai apa karya tulis yang saya buat sudah sesuai dengan ketentuan penilaian atau belum. Bobot penilaian juga lebih besar di presentasi yaitu 60% dan penilaian paper 40%”.
Nicholas juga menambahkan, pengalaman mengikuti lomba karya tulis ilmiah FAPERTA Fair 5 menjadi pemicu baginya untuk terus mengikuti lomba-lomba lainnya di masa mendatang.
“Target saya selanjutnya yaitu ingin mengikuti kompetisi yang bersifat proyek agar hasil karya tulis ilmiah yang saya susun dapat diterapkan. Saat ini memang belum ada kompetisi yang selaras dengan proyek yang saya tulis. Namun rencananya proyek ini dapat diterapkan di PKM tahun depan”.
Reporter : Indah Zulayka
Editor : M. Rusmul Khandiq
oleh M Rusmul Khandiq | Mei 20, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa
Empat (4) tim mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro berhasil meraih prestasi tingkat internasional dalam ajang World Young Inventors Exhibition (WYIE), yang diselenggarakan oleh Malaysian Invention and Design Society (MINDS) tahun 2024.
WYIE merupakan ajang kompetisi penemuan kreativitas, inovasi dan daya cipta di kalangan penemu muda atau mahasiswa dari seluruh dunia. Tahun ini, WYIE dilaksanakan secara offline di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC) Malaysia pada tanggal 16-18 Mei 2024 dan diikuti oleh 700 tim yang tersebar dari 15 negara. Negara-negara yang berpartisipasi antara lain Tiongkok, Arab Saudi, Malaysia, Oman, Thailand, Hong Kong, Indonesia, Taiwan, Korea Selatan, Australia, Qatar, Vietnam, UEA, Amerika Serikat, dan Kanada.
Penghargaan Gold Medal berhasil diraih oleh keempat tim dari Fakultas Teknik, yaitu U-Brane Team yang diketuai oleh Mutiara Tabitha, AquaCultiva Team yang diketuai oleh Guntur Awaludin, AGV Team yang diketuai oleh Fahri Rizki Saputra, dan Airy Team yang diketuai oleh Galih Aprian Triansyah.
Selain meraih Gold Medal, AquaCultiva Team dengan proyek mereka yang berjudul “Smart Irrigation System and Control Nutrient System for Sustainable Agriculture,” meraih Best Young Inventor Champion Excellence Award. Sedangkan U-Brane Team berhasil meraih Best Young Inventor Award Tertiary Level dengan inovasi teknologi filtrasi penyaring limbah metrokimia.
“Peserta di ajang WYIE ini banyak dan senang rasanya bisa melihat inovasi-inovasi yang hebat dari tim lain. Tidak menyangka juga selain membawa pulang Gold Medal bisa memenangkan Best Young Inventor karena untuk memenangkan kategori tersebut cukup sulit, dari seluruh peserta dan 9 tema yang ada hanya 3 tim yang meraih Best Inventor dan kami berhasil menjadi salah-satunya,” ungkap Mutiara Tabitha Kamal, ketua U-Brane Team.
Mutiara juga menjelaskan, butuh waktu sekitar enam bulan untuk mengikuti ajang WYIE, dimulai dari perencanaan, pencarian sponsor, riset hingga pembuatan membran filtrasi. “Rencana setelah ini, pastinya ingin mencoba ikut lomba lagi karena pengalaman dari WYIE kemarin bisa dijadikan acuan untuk lomba selanjutnya.”
Inovasi yang digagas keempat tim dari Fakultas Teknik Universitas Diponegoro bukan hanya mengharumkan nama Universitas dan negara Indonesia tetapi juga mampu menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa untuk terus melahirkan inovasi-inovasi baru demi perkembangan teknologi di masa mendatang.
Reporter : Indah Zulayka
Editor : M. Rusmul Khandiq
oleh M Rusmul Khandiq | Mar 23, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa
Jumat, 22 Maret 2024, 14 mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro berhasil lolos sebagai penerima beasiswa program Indonesian International Student Mobility Award (IISMA) 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Teknik Undip, Prof. Dr.nat.tech. Siswo Sumardiono, S.T, M.T. mengungkapkan, pada tahun ini terjadi kenaikan jumlah mahasiswa yang lolos dari Fakultas Teknik. Bagi beliau, capaian ini merupakan hasil yang perlu diapresiasi.
“Ini merupakan kenaikan yang signifikan (bagi kami). Dari pertama kali IISMA diluncurkan pada 2021, Fakultas Teknik meloloskan 7 orang. Di tahun 2022 ada 11 orang. Di tahun 2023 kita kemarin meloloskan 13 orang. Dan di tahun 2024 ini kita meloloskan 14 orang,” ungkap beliau.
Beliau berharap, ke depannya lebih banyak departemen yang mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti program IISMA. “Semoga ke depannya para mahasiswa dari Departemen-departemen yang belum mengirimkan atau belum pernah lolos bisa lebih semangat untuk bisa bergabung di program IISMA di tahun 2025,” ucap Prof. Siswo.
M. Farrel Asyraf Abrar, salah satu penerima beasiswa IISMA 2024 dari Teknik Komputer, mengaku kaget ketika dinyatakan lolos pada Jumat lalu. Ia merasa sangat senang karena bisa bergabung dengan program MBKM ini. “Saya awalnya tidak percaya, tetapi takdir menyatakan demikian saya lolos. Akhirnya rasa tidak percaya menjadi rasa kebahagiaan yang luar biasa,” katanya.
Slyses Merryl Emanuelle, penerima beasiswa dari PWK, juga menyampaikan hal serupa. Ia bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk bisa mengikuti program ini. “Karena persiapanku cukup singkat, aku tidak mengharapkan apa-apa, tapi aku tetap ingin mencobanya. Karena aku tahu dengan berusaha, aku mendapatkan dua kemungkinan jawaban, yaitu ‘Ya, aku dapat’, dan ‘Aku gagal’,” tuturnya.
Ia berharap, ia bisa mendapatkan banyak masukan dan pengalaman yang dapat membantunya untuk melangkah lebih jauh ke depannya. “Aku berharap melalui program ini ada masukan 2 arah. Ada yang aku dapat dan ada yang aku kontribusikan juga. Seperti yang aku katakan ketika interview, bahwa aku percaya IISMA adalah ‘a stepping stone to a new beginning’ buatku,” ujar Slyses.
oleh M Rusmul Khandiq | Feb 10, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa, SDGs
Selasa, 6 Februari 2024, tiga mahasiswa Fakultas Teknik berhasil mendapatkan Silver Prize dan Special Award dari Romanian Inventors Forum dalam Thailand Inventors Day 2024.
Thailand Inventors Day, atau International Intellectual Property Invention, Innovation and Technology Exposition (IPITEx) merupakan kompetisi riset dan pameran inovasi berskala internasional yang diselengarakan oleh National Research Council of Thailand (NRCT), sebuah lembaga riset di bawah Kementerian Riset dan Teknologi Thailand. Dalam kompetisi ini, 600 peserta dari 25 negara ikut serta untuk memamerkan hasil inovasinya di depan para ahli, akademisi, praktisi, investor, serta pemerintah selama 4 hari, mulai dari tanggal 2 hingga 6 Februari 2024.
Novi Istiyani, Risala Sujat Swara, dan Miftahul Fajri B dari Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro bersaing dengan para peserta Expo lainnya dengan membawa inovasi tentang penggunaan aplikasi untuk mengontrol produksi biohidrogen dari sampah makanan.
Menurut Risala Sujat Swara, ide ini bermula dari keprihatinan mereka ketika melihat jumlah sampah makanan di Indonesia dan dunia yang semakin membludak. Bagi mereka, masalah sampah ini menjadi isu yang harus segera ditangani karena mulai menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
“Kami melihat banyaknya jumlah sampah makanan di Indonesia maupun di dunia yang dapat menghasilkan gas berbahaya yang memiliki dampak pada perubahan iklim dan pemanasan global,” ujarnya.
Risal menambahkan, dengan aplikasi yang mereka beri nama BIOHIDROGENO ini, nantinya tiap orang bisa mengolah sampah makanannya sendiri menjadi sumber energi terbarukan. Teknologi Enhanced Methane Prediction Algorithm (EMPA) ditambahkan agar keluaran gas biohidrogen bisa diatur sehingga mengurangi potensi meledak.
“Produk inovasi ini dilengkapi dengan aplikasi yang menggunakan algoritma EMPA untuk memudahkan pengguna mengoperasikannya. Pengguna bisa mengontrol keluaran gas biohidrogen dan mencegah potensi meledak,” tambah Risal.
Novi Istiyani, salah satu anggota tim, tidak menyangka inovasi yang dibawa oleh timnya diganjar dua penghargaan sekaligus. Ia mengaku sangat senang bisa berprestasi di kompetisi internasional. “Jujur saya sangat tidak menyangka, apalagi di even tingkat internasional. Ini jadi suatu kebangaan karena sudah berani mencoba hal baru dan keluar dari zona nyaman,” tutur Novi.
Ia berharap, ke depannya lebih banyak mahasiswa yang berani ikut kompetisi dan berani mengeksplorasi hal-hal yang ada di sekitarnya. “Bagi mahasiswa lain, coba dulu. Urusan gagal atau suksesnya nanti di belakang. Semangat selalu teman-teman mahasiswa! Masih banyak hal yang harus kalian gali ke depannya.”
Foto dari Novi Istiyani
oleh M Rusmul Khandiq | Feb 8, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa
Senin, 5 Februari 2024, tim gabungan mahasiswa Universitas Diponegoro dan Universitas Andalas berhasil mendapatkan Gold Medal untuk kategori Social Science dan Special Award dari NWERA Romanian Association dalam ajang ASEAN Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2024.
Tim gabungan yang terdiri dari Almas Fauziyah (Teknik Kimia Universitas Diponegoro), Mohammad Imam Muzaki (Bioteknologi Universitas Diponegoro), Rafi Maulana, Reza Ramadhana, dan Muhammad Nandito Al Habsy (Kedokteran Universitas Andalas) berhasil mendapatkan dua penghargaan sekaligus setelah membawakan inovasi berupa permainan edukasi bagi anak usia dini untuk mencegah bahaya COVID-19 bagi anak.
Rafi Maulana, ketua tim menjelaskan, permainan yang mereka beri nama GE UDIN (Game Edukasi untuk Anak Usia Dini) ini berfokus untuk mengajarkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada anak-anak untuk mencegah tertularnya COVID-19 yang sempat mewabah beberapa tahun terakhir. “Kita fokus penelitiannya terkait PHBS ke anak-anak karena kasus COVID-19 naik. Kita juga sempat mengalami pandemi, kan anak-anak sempat harus belajar dari rumah,” ujarnya.
Rafi menambahkan, dengan menggunakan media permainan, anak-anak bisa tetap senang dan tidak jenuh meski harus belajar dari rumah. “Kalau media belajarnya gitu-gitu aja, mereka pasti jenuh. Maka dari itu, kiranya kami membuat media belajar gim yang sekiranya anak-anak tertarik dan mau mendengarkan penjelasan dari guru,” jelas Rafi.
Almas Fauziyah, salah satu anggota tim dari Undip, mengungkapkan bagaimana mereka sempat mengalami kendala ketika harus berkoordinasi secara daring dengan jadwal dan kesibukan yang berbeda-beda. “Permasalahannya ada di waktu ya. Mereka dari Kedokteran, saya di Teknik, teman saya di FSM. Kemarin juga kita ada UAS dan Ujian Blok. Kita baru bisa bertemu di waktu malam. Tapi syukurlah yang lain aman,” kata Almas.
Muhammad Nandito Al Habsy, salah satu anggota tim dari Unand berharap, ke depannya GE UDIN bisa dikembangkan lebih jauh. Ia juga berharap tim gabungan ini bisa terus berjalan dan bisa menjadi wadah untuk saling bertukar pengetahuan. “Harapan kami, ke depannya kami bakal lebih optimalisasikan GE UDIN. Dan juga hubungan bilateral ini semoga tetap terjalin, sehingga bisa saling bertukar informasi dan ilmu,” tuturnya.
oleh M Rusmul Khandiq | Jan 22, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa
Senin, 22 Januari 2024, 9 mahasiswa dari Departemen Teknik Lingkungan Undip terpilih untuk mengikuti pertukaran pelajar ke Jepang melalui Sakura Science Exchange Program 2024. Dalam program ini, para mahasiswa yang terdiri atas 6 mahasiswa S1 dan 3 mahasiswa S2 berkesempatan untuk saling belajar dan bertukar budaya dengan mahasiswa dan peneliti di Toyohashi University of Technology dari tanggal 21 – 29 Januari 2024.
Pertukaran pelajar ini merupakan hasil dari kerja sama antara Toyohashi University of Technology dan Universitas Diponegoro yang sudah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu. Ir. Pertiwi Andarani, S.T., M.T., M.Eng., Ph.D., IPP, dosen dari Departemen Teknik Lingkungan Undip, bersyukur atas kepercayaan yang diberikan oleh Toyohashi University of Technology kepada Departemen Teknik Lingkungan Undip sehingga mereka bisa mengirimkan mahasiswanya kembali ke Jepang. “Alhamdulillah, dari pihak Toyohashi University of Technology kami diberi kepercayaan lagi. Kebetulan lab nya berkaitan dengan Teknik Lingkungan jadi pesertanya dari Departemen Teknik Lingkungan semua,” ucap beliau.
Pertiwi menambahkan, kegiatan para mahasiswa nantinya di Jepang lebih banyak berkutat di riset bersama dan kunjungan lapangan. Selama 8 hari, mereka akan berdiskusi dan meneliti bersama di laboratorium lingkungan Toyohashi University of Technology di bawah supervisi dari Prof. Takanobu Inoue. “Kegiatan di sana intinya ke problem solving. Jadi kita saling curah pikiran (brainstorming), Misalnya di Indonesia atau di Jepang ada permasalahan lingkungan apa. Akan ada banyak diskusi, serta kunjungan lapangan.”

Para peserta Sakura Science Exchange Program berfoto bersama Dekan Fakultas Teknik 2019-2024, Prof. Ir. M. Agung Wibowo, M.M, M.Sc, Ph.D
Sabriansah Arya Pramuditia, salah satu peserta program ini, mengaku senang bisa mengikuti pertukaran pelajar ke Jepang. Ia berharap bisa membawa ilmu yang berguna sepulang dari Jepang nanti. “Bagi saya sendiri tentu bukan pengalaman biasa untuk bisa mengikuti program ini. Saya tidak menyangka juga bagaimana dari ikut penelitian, saya bisa bertemu langsung dengan mahasiswanya, bisa berkunjung ke sana, dan memelajari apa saja yang ada di sana yang mungkin bisa saya bawa ke sini untuk diterapkan di Undip,” ucap Brian.
Pertiwi berharap, ke depannya kerja sama antara Undip dan Toyohashi University of Technology bisa terus berjalan dan bisa diperluas cakupannya sehingga memberikan manfaat yang lebih besar bagi sivitas akademika Undip. “Tahun ini MoU nya akan habis. Sementara fokusnya masih ke pertukaran pelajar, belum ada pertukaran staf atau transfer kredit. Dari kami harapannya untuk program magister bisa ada program double degree atau twinning program,” tuturnya.