oleh M Rusmul Khandiq | Agu 12, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa
Sepuluh mahasiswa Departemen Arsitektur Universitas Diponegoro (Undip) berkesempatan untuk mengikuti program bertajuk International Architecture Field Study (IAFES) yang diselenggarakan pada tanggal 4-10 Agustus 2024 di Universiti Sains Islam Malaysia (USIM). Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung mengenai arsitektur di Malaysia, memperluas wawasan internasional, serta menjalin hubungan lintas negara dengan mahasiswa dari Malaysia dan Uzbekistan.
Bagi Veronica Kinanthi Cogan Timur, salah satu peserta IAFES, program ini adalah kesempatan langka untuk merasakan pertukaran pelajar dan short course di luar negeri. “Saya mendapat ajakan dari dosen untuk ikut program ini…Tentu saja kesempatan ikut serta tidak bisa saya lewatkan karena ini adalah pertama kalinya saya mengikuti pertukaran pelajar.” ungkap Veronica.
Dalam program ini, mahasiswa dipecah menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok mahasiswa ini kemudian diberikan studi kasus tentang Rumah Melayu, di mana masing-masing kelompok harus menganalisis dan mempelajari tipologi rumah tersebut. Selain itu, para peserta juga melakuan studi lapangan di Negeri Sembilan, kawasan yang terkenal dengan perpaduan budaya antara transmigran Minangkabau dan penduduk lokal Melayu Malaysia.
“Berbeda dengan cara belajar di kelas yang hanya terbatas teori saja, saat mengikuti field study kami diberikan studi kasus yang harus diselesaikan. Setiap kelompok memiliki studi kasus yang berbeda tetapi tipologi yang sama yaitu Rumah Melayu. Kami juga mengunjungi tapak secara langsung dan hasil akhirnya kami paparkan kepada warga Negeri Sembilan.” jelas Veronica.
Selain menjalani studi lapangan di Negeri Sembilan, para peserta juga memiliki kesempatan untuk mengunjungi berbagai situs arsitektur modern, termasuk Menara Merdeka, bangunan tertinggi kedua di dunia, serta kawasan Bukit Bintang yang terkenal sebagai pusat kota Kuala Lumpur.
Kesempatan mengikuti International Architecture Field Study ini memberikan pengalaman berharga bagi para mahasiswa Arsitektur Undip, memperluas wawasan mereka tentang arsitektur lintas negara, serta memberikan pandangan baru tentang bagaimana arsitektur berperan dalam pelestarian budaya.
“Setelah menyelesaikan program ini, saya dan teman-teman mendapatkan banyak pengetahuan dan manfaat. Saya mendapat pengetahuan tentang pelestarian bangunan bersejarah di Malaysia, serta ilmu praktis mengenai bagaimana cara melestarikan warisan budaya melalui arsitektur. Program ini juga membuka peluang untuk menjalin koneksi internasional dengan mahasiswa dari negara lain. Saya mendapatkan teman-teman baru dari Malaysia dan Uzbekistan, dan hingga sekarang kami masih berkomunikasi meski tidak sering,” jelas Veronica.
Reporter : Indah Zulayka
Editor : M. Rusmul Khandiq
oleh M Rusmul Khandiq | Agu 11, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa
Jumat, 9 Agustus 2024, Mahasiswa Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro (Undip) kembali membawa kabar baik. Tim Ekalawya UDT yang terdiri dari Miftakhul Naim, Bella Alia Ramadhani, Sandrina Abida, dan Moh. Abyan Wijdanatha Fauzi berhasil mencetak prestasi gemilang dalam ajang NauticaFest IPB 2024.
NauticaFest merupakan sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (HIMAFARIN) IPB. Kompetisi ini ditujukan untuk menjadi ajang unjuk kreativitas para siswa dan mahasiswa dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia dalam merancang desain kapal perikanan yang inovatif dan ramah lingkungan.
Dalam kompetisi ini, tim yang diketuai oleh Miftakhul Naim berhasil meraih Juara 1 untuk kateogori Fishing Vessel Design Contest (FVDC) NauticaFest 2024 dengan proyek bertajuk “Perancangan Teknologi Otomatisasi Handline pada Kapal Ikan Katamaran sebagai Pengoptimalan Komoditas Ikan Tuna di Perairan Donggala.”
Inovasi utama dalam proyek tersebut yaitu Otomatisasi Handline, perancangan alat tangkap yang dikendalikan menggunakan Internet of Things (IoT). Teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan meringankan beban kerja Anak Buah Kapal (ABK).
“Inovasi ini kami ciptakan untuk memaksimalkan produktivitas nelayan. Kami ingin menciptakan kapal yang tidak hanya efektif dalam penangkapan ikan, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan perairan. Inovasi ini berfokus pada penggunaan teknologi modern untuk mengoptimalkan penangkapan ikan tuna sambil tetap menjaga keberlanjutan lingkungan perairan.” ujar Naim.
Naim mengungkapkan, panjangnya persiapan yang harus dilakukan membuat ia dan tim harus banyak menyiapkan emosi dan mental. Ia bersyukur timnya bisa mendapatkan juara di kompetisi ini. “Persiapan kami dalam mengikuti perlombaan ini dimulai dari brainstorming, penetapan konsep ide, pembuatan laporan, hingga persiapan presentasi. Menyiapkan mental dan emosi yang stabil menjadi tantangan terbesar kami.” ungkap Naim.
Dengan kemenangan ini, Naim dan timnya berharap dapat terus mengembangkan kemampuan dalam desain kapal serta berkontribusi lebih jauh dalam inovasi maritim.
“Kami memiliki ambisi dan tekad untuk terus berinovasi menciptakan desain yang lebih efisien dan ramah lingkungan dan menjadi solusi yang bermanfaat bagi komunitas nelayan serta industri maritim secara keseluruhan.” tutup Naim dengan penuh harapan.
Reporter : Indah Zulayka
Editor : M. Rusmul Khandiq
oleh M Rusmul Khandiq | Agu 8, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa
Dua tim Mahasiswa Sipil Undip berhasil membawa pulang prestasi dari ajang National Bridge Design Competition Civil Engineering Festival 2024. Tim “Circle Paijo” yang beranggotakan Ryan Adnin Faradis, Seqha Ellindra Himawari dan Muhammad Alkadien Zakaria berhasil mendapatkan Juara 1 dan Juara Favorit. Sedangkan Tim “Circle Goodboy” yang berisikan Muhammad Gilang Aryananda, Faishal Najwan Ahmad, dan Jupiter Lienardo mendapatkan Juara 2.
National Bridge Design Competition Civil Engineering Festival 2024 merupakan ajang bergengsi di bidang teknik sipil yang diadakan oleh Politeknik Negeri Jakarta. Kompetisi ini menantang peserta untuk merancang jembatan pelengkung baja dengan dua bentang menggunakan pilar. Acara penutupan berlangsung pada 3 Agustus 2024.
Ryan Adnin Faradis, salah satu anggota tim “Circle Paijo” mengungkapkan, ia dan tim tertarik untuk ikut kompetisi ini setelah melihat keberhasilan temannya di CEIC yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) Undip. “Motivasinya berawal dari pengalaman sebelumnya di CEIC Undip, kami melihat mahasiswa yang satu angkatan dengan kami bisa jadi pemenang (di CEIC), hal tersebut menginspirasi kami untuk mencapai kesuksesan yang sama.” ungkap Ryan.
Dalam kompetisi ini, Ryan dan tim merancang jembatan pelengkung baja dengan total panjang 160 meter yang dilengkapi dengan pilar. Desain jembatan yang dirancang tidak hanya kokoh dan efisien, tetapi juga inovatif dengan memanfaatkan teknologi canggih dan material yang baru. Salah satu teknologi unggulan yang digunakan adalah BIM 7D, yang mengintegrasikan Augmented Reality (AR) untuk memberikan visualisasi 3D jembatan, sehingga memudahkan juri untuk menilai dalam ruangan yang terbatas.
“Tantangan utama bagi tim kami sebenarnya adalah membangun rasa percaya diri. Banyak hal yang kami takutkan karena ini adalah kompetisi pertama kami. Namun, berkat dukungan mentor dari kakak tingkat, kami berhasil mempelajari seluk-beluk desain jembatan dari awal. Keberhasilan kami meraih juara 1 dan juara favorit merupakan pencapaian yang sangat berarti.” lanjut Ryan.
Ryan juga menjelaskan Tim mereka berencana untuk terus belajar dan mendalami dunia desain jembatan. Mereka berharap dapat terus membawa nama baik Teknik Sipil, Fakultas Teknik, dan Universitas Diponegoro. Semangat dan dedikasi mereka menjadi contoh inspiratif bagi rekan-rekan mereka dan memperkuat reputasi Teknik Sipil Undip dalam dunia akademis dan kompetisi.
Reporter : Indah Zulayka
Editor : M. Rusmul Khandiq
oleh M Rusmul Khandiq | Agu 2, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa
Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro (DTS Undip) bekerja sama dengan Nihon University, Jepang, menyelenggarakan kegiatan bertajuk “Shortcourse in Japan”. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 7 hingga 21 Juli 2024.
Kegiatan ini diikuti oleh delapan mahasiswa S1 Teknik Sipil Undip, baik dari kelas International Undergraduate Program (IUP) maupun kelas reguler. Mahasiswa yang berpartisipasi dalam program ini yaitu Nafi Zahrah Aininda Maha, Savira Amanda Priscillia, Sekar Maharani Risyanto, Muhamad Owen, Billy Ignatius Pardede, Revanza Aby Pradana, Mochammad Ramadhan Ezra Gunaya Sani, dan Nazaru Faishal.
Nafi, salah satu peserta program ini, mengungkapkan bahwa Shortcourse in Japan merupakan kesempatan yang sangat dinantikan. “Program ini merupakan salah satu hal yang saya tunggu-tunggul. Menurut saya, program ini tidak hanya menawarkan pembelajaran teknik sipil di Indonesia, tetapi juga memberikan wawasan internasional melalui pengalaman belajar di Jepang.” ujar Nafi.

Peserta Shortcourse in Japan berkesempatan untuk mengunjungi beberapa laboratorium pengujian, seperti laboratorium tanah (geoteknik), laboratorium beton (material struktur), laboratorium perkerasan (transportasi), dan laboratorium kegempaan (seismik)
Selama dua minggu, Nafi dan para peserta lainnya mengikuti kuliah singkat dengan berbagai topik yang berkaitan dengan ilmu teknik sipil. Materi yang diajarkan mencakup konsentrasi pada struktur, seperti structural analysis, design of reinforced concrete structures, earthquake engineering, dan project management. Selain itu, setelah kuliah, peserta juga melakukan kunjungan ke beberapa laboratorium pengujian, termasuk laboratorium tanah (geoteknik), laboratorium beton (material struktur), laboratorium perkerasan (transportasi), dan laboratorium kegempaan (seismik).
“Jadwal selama di Jepang cukup padat dan menantang. Momen paling berharga yaitu dapat kesempatan untuk berinteraksi dengan mahasiswa Jepang dan mengenal kehidupan mereka. Jujur pengalamannya seru tapi juga capek.” lanjut Nafi.

Selain mengikuti kuliah dan kunjungan laboratorium, para peserta juga berkesempatan untuk menjelajahi beberapa situs bersejarah Jepang, seperti Ouchi-juku Aizu (Edo-Period) Village, Miharu Dam, dan Commutan Fukushima
Selain kegiatan akademik, peserta juga mendapat kesempatan untuk menjelajahi beberapa situs bersejarah di Jepang, seperti Ouchi-juku Aizu (Edo-Period) Village, Miharu Dam, dan Commutan Fukushima yang berlokasi di Prefektur Fukushima. Peserta tidak hanya melihat keagungan bangunan bersejarah pada periode Edo, tetapi juga belajar bagaimana masyarakat Fukushima mampu bangkit setelah bencana besar yang terjadi pada PLTN Fukushima akibat meledaknya fasilitas tersebut.
Nafi optimis bahwa banyak pengetahuan yang didapat dari program ini untuk dapat diterapkan di Undip.
“Saya berharap bahwa metode analisis struktur yang dipelajari di Jepang, serta inovasi-inovasi baru yang saya pelajari, dapat berguna dalam pengembangan ilmu teknik sipil di Undip. Saya juga berharap Universitas dapat menyelenggarakan lebih banyak program seperti ini dan jumlah mahasiswa yang tertarik mengikuti program ini meningkat.” ungkap Nafi
Reporter : Indah Zulayka
Editor : M. Rusmul Khandiq
oleh M Rusmul Khandiq | Jul 23, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa
Tim Mahasiswa Fakultas Teknik Undip yang beranggotakan Hly Tyas Ajeng Kartika Dewi, Fiqi Ainul Izza Maulana, Azidane Adipramana Widyadha, Kharissa Nasher dan Muhammad Rafii Zaki berhasil meraih silver medal dalam kompetisi Japan Design, Idea and Invention Expo (JDIE) 2024.
Japan Design Idea and Invention Expo 2024 merupakan ajang pameran internasional yang diselenggarakan oleh World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA) dan Chizal Corporation pada tanggal 6-7 Juli 2024. Pameran ini berlangsung di Ariake Garden Conference Center di Tokyo, Jepang, dan diikuti oleh berbagai negara.
Hly Tyas, ketua dari tim Nutririce menjelaskan, timnya membawa inovasi pangan dalam bentuk fortifikasi kalsium beras menir menggunakan tulang sotong. Inovasi ini bertujuan untuk memenuhi angka kebutuhan kalsium.
“Inovasi ini kami buat dengan melihat isu konsumsi kalsium pada negara-negara khususnya asia tenggara masih sangat kurang. Adanya beras menir yang difortifikasi kalsium ini diharapkan bisa menjadi solusi.” ucap Hly Tyas.
Proses pengembangan inovasi ini meliputi tiga tahapan, mulai dari pertimbangan bahan baku yang memiliki nilai nutrisi besar, proses pengolahan yang cocok agar tidak merusak nutrisi, hingga analisis hasil untuk menentukan keberhasilan pengolahan.
“Tantangan terbesar kami ada di tahapan ketiga, yaitu analisis hasil untuk melihat kualitas beras menir yang kami kembangkan apakah sudah siap dibawa ke kompetisi JDIE. Selama proses pengembangan tersebut kami dibimbing oleh dosen kami, Prof. Dr. nat. tech. Siswo Sumardiono, ST, MT.” lanjut Hly Tyas.
Selain prestasi yang diraih, Hly dan tim bersyukur karena berkesempatan untuk bertemu dengan orang-orang berprestasi dari berbagai negara. Ia terinspirasi untuk terus menciptakan karya luar biasa dan bermanfaat bagi kemajuan teknologi maupun pangan di masa depan.
“Melihat ke depan, kami berencana untuk terus mengembangkan produk kami agar dapat meningkatkan nilai nutrisinya lebih jauh lagi dan kami juga berharap inovasi kami dapat mengatasi masalah kekurangan gizi karena kekurangan kalsium.” ungkap Hly dengan optimis.
Reporter : Indah Zulayka
Editor : M. Rusmul Khandiq
oleh M Rusmul Khandiq | Jul 8, 2024 | Kabar Fakultas, Prestasi Mahasiswa
Sabtu, 6 Juli 2024, Antawirya Undip kembali berhasi membawa pulang tiga penghargaan dari Shell Eco-Marathon Asia-Pacific and the Middle East 2024. Perlombaan mobil hemat energi mahasiswa internasional ini berlangsung di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Nusa Tenggara Barat, pada tanggal 2 – 6 Juli 2024.
Shell Eco-Marathon, atau SEMA, adalah kompetisi yang mempertemukan para mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh dunia untuk saling unjuk gigi dalam mengembangkan purwarupa mobil hemat energi. Dalam seleksi regional Asia Pasifik dan Timur Tengah ini, Antawirya membawa dua purwarupa yang mereka kembangkan, yaitu Rondhan dan Gentayu. Rondhan berhasil meraih podium keempat untuk kategori Prototype Battery Electric, sedangkan Gentayu berhasil finis di posisi ketiga untuk kategori Urban Concept Internal Combustion Engine. Selain mendapatkan dua penghargaan tersebut, Antawirya juga berhasil mendapatkan 2nd Place untuk Carbon Footprint Reduction Award.

Tim Antawirya Undip sedang menyiapkan Gentayu untuk berlaga di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika

Tim Antawirya Undip berpose bersama purwarupa mobil listrik hemat energi mereka, Rondhan. Tahun ini, Rondhan berhasil meraih podium keempat untuk kategori Prototype Battery Electric
Zarir Athaullah, General Manager Antawirya Undip, bersyukur atas capaian yang sudah diraih pada tahun ini. Meskipun hasilnya belum memenuhi target yang diinginkan di tahun ini, Zarir dan Tim Antawirya tetap optimis untuk berusaha dan mengejar ketertinggalan mereka di kompetisi berikutnya, yaitu Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2024.
“Sayang disayangkan untuk tahun ini capaian kami belum sesuai target yang kami harapkan. Tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi ketertinggalan kami agar kami dapat memenuhi target kami pada lomba nasional yang akan datang,” ujar Zarir.
Menurut Zarir, SEMA pada tahun ini lebih menarik daripada tahun sebelumnya. Baginya, SEMA memberikan banyak pengalaman berharga yang membuat Antawirya tetap fokus dan siap untuk kompetisi berikutnya. “Bagi kami, pelajaran terpenting adalah kami harus jauh lebih siap, dan bagi kami ini adalah awal mula Antawirya menuju kemenangan,” ucapnya dengan yakin.
Ia berharap, Antawirya bisa terus berkembang dan mengharumkan nama Undip di kancah global. “Harapan saya, Antawirya bisa mendapatkan podium satu untuk tahun-tahun berikutnya dan memajukan Antawirya hingga menjadi juara dunia dan dapat selalu dikenal sebagai tim yang membanggakan Universitas Diponegoro,” harapnya.
Foto oleh Antawirya Undip