Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Mahasiswa IUP Teknik Industri Bagikan Pengalaman Ketika Ikuti Program Summer Course di Istanbul Turki

Mahasiswa IUP Teknik Industri Bagikan Pengalaman Ketika Ikuti Program Summer Course di Istanbul Turki

Mahasiswa program kelas internasional (IUP) Teknik Industri Undip, Bisma Azmi Ardana, mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program Summer Course bertajuk “Delightful Istanbul“. Program yang berlangsung dari 22 Juli hingga 2 Agustus 2024 ini diselenggarakan di Istanbul, Turki.

Summer Course “Delightful Istanbul” adalah program mobilitas mahasiswa yang diselenggarakan oleh Istanbul Aydin University. Dalam program ini, para peserta yang berasal dari berbagai negara bisa memilih kelas-kelas yang tersedia dan mendapatkan ECTS, yaitu sistem transfer kredit yang digunakan di Eropa. Selain itu, program ini terkoneksi dengan Erasmus+, yang memungkinkan para peserta untuk mendapatkan beasiswa dari Uni Eropa selama program berlangsung.

Dalam program ini, Bisma mengambil kelas Integrated Marketing Communication. Di kelas ini, para peserta belajar mengenai cara merancang komunikasi yang efektif dan terintegrasi menggunakan teknologi terkini untuk bisa menguasai pasar dan memengaruhi perilaku konsumen. Bagi Bisma yang merupakan mahasiswa Teknik Industri, kelas ini cukup menarik karena memberinya sudut pandang baru.

“Program ini menawarkan pengalaman praktis yang berharga, di mana saya dapat melatih keterampilan komunikasi saya melalui presentasi, diskusi kelompok, dan proyek. Saya juga berkesempatan untuk memperluas jaringan internasional, dan berinteraksi dengan peserta dari berbagai negara seperti Jerman, Korea, Meksiko, dan lainnya.”

Bisma Azmi Ardana (paling kiri), mahasiswa IUP Teknik Industri Undip, sedang berfoto bersama para peserta Summer Course “Delightful Istanbul”

Bisma menuturkan, ia tertarik untuk mengikuti program ini karena ingin mendapatkan pengalaman internasional selama masih menempuh kuliah di IUP Teknik Industri Undip. Setelah mencari berbagai informasi yang cocok, akhirnya ia memilih program Summer Course ini. “Semuanya berawal dari keinginan saya untuk mendapatkan pengalaman internasional selama kuliah di Teknik Industri…Saya mulai mencari informasi tentang program-program internasional…Setelah menemukan beberapa opsi, saya tertarik pada program ini,” ucapnya.

Bisma bersyukur bisa mendapatkan kesempatan ini. Baginya, bisa belajar di luar negeri memberinya pengalaman yang tidak terlupakan. “Saya merasa beruntung dan bersyukur bisa punya kesempatan ini, dan ini pasti jadi salah satu momen yang tak akan saya lupakan.”

Ia berharap, ke depannya semakin banyak mahasiswa yang berani mencoba untuk ikut program serupa di luar negeri. “Semoga lebih banyak delegasi ikut berpartisipasi dalam program ini di masa mendatang.” tutup Bisma.

 

 

Mahasiswa Teknik Undip Sukses Raih 1st Place dalam APEC YES Challenge 2024

Mahasiswa Teknik Undip Sukses Raih 1st Place dalam APEC YES Challenge 2024

Fakultas Teknik Undip kembali mendapatkan kabar membanggakan. Tim mahasiswa “Hy-Tech” dari Fakultas Teknik Undip berhasil meraih 1st Place dalam kompetisi internasional bertajuk APEC Yes Challenge. Kompetisi yang diikuti oleh berbagai universitas bergengsi di Asia ini berlangsung di Chiang Mai, Thailand, pada 17-20 September 2024.

APEC YES Challenge adalah kompetisi adu gagasan yang digelar oleh Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC). Kompetisi ini bertujuan untuk menggali inovasi-inovasi baru di bidang kewirausahaan yang peduli dengan isu emisi karbon nol bersih demi tercapaianya sinergi hijau antara perusahaan, pemerintah, dan lingkungan (ECG). Dalam kompetisi ini, ada dua cakupan yang dikompetisikan, yaitu “Green Energy Technologies Enpower Net-Zero Energy Transition“, dan “BCG Economy Models Enhance Net-Zero Societal Transformation“.

Tim “Hy-Tech” yang terdiri dari Ikeda Sakaue Ubariah Panjaitan, Vincent Moreno Deru Bilo, Felicia Hestiawan, dan Marsha Vania serta dibimbing oleh Ir. Titik Istirokhatun, S.T, M.Sc, Ph.D, IPM ini membawa inovasi berupa Hydrogel Fertilizer yang terbuat dari jerami padi.

“Jadi, pupuk ini (hydrogel fertilizer) bisa menyerap air dan melepas secara pelan-pelan nutrisi dan mineralnya. Metode keterbaharuannya ada di slow release ini. Tujuannya supaya bisa mencegah kekeringan. Salah satu fenomena yang sering terjadi adalah gelombang panas di Thailand,” papar Felicia Hestiawan, salah satu anggota tim Hy-Tech.

Ia menambahkan, inovasi hydrogel fertilizer ini bisa menjadi solusi dalam menghadapi dampak kekeringan dan penggunaan pupuk konvensional secara berlebihan sehingga membuat lahan pertanian menjadi rusak dan tidak subur lagi.

“Dengan inovasi ini, kami berharap kekeringan dapat diminimalisasi. Soalnya biasa dalam pertanian hanya pakai pupuk konvensional yang basisnya kimia. Pertumbuhannya memang cepat namun dampak pada kulaitas tanah dalam jangka panjang justru buruk. Lama-lama kualitas tanah akan turun seiring berjalannya waktu kalau pakai pupuk konvensional.” ujar Felicia.

Tim Hy-Tech berfoto bersama para pemenang APEC YES Challenge 2024. Kompetisi ini diikuti oleh berbagai negara di Asia, seperti Vietnam, Malaysia, dan Taiwan

 

Kompetisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim Hy-Tech. Sebagai mahasiswa Fakultas Teknik, mereka harus belajar terkait konsep-konsep ekonomi, termasuk BCG Economy Model dan perencanaan produksi. “Jujur kami semua tidak ada yang terlalu paham soal ekonomi, sedangkan di lomba ini perlu untuk menghitung kira-kira investasinya bagaimana, return of payment, dan lain-lainnya.”

Meskipun sempat mengalami kesulitan, tim Hy-Tech berhasil mendapatkan 1st Place untuk cakupan kedua, yaitu BCG Economy Models Enhance Net-Zero Societal Transformation. Felicia sendiri bersyukur ia dan tim berhasil mengalahkan beberapa peserta dari berbagai negara dan mendapatkan juara pertama. Ia berharap, kemenangan ini bisa memotivasi banyak mahasiswa untuk mencoba berkompetisi.

“Jangan pernah takut untuk mencoba meskipun kita tidak yakin. Everything is worth to try and try is free.” tutup Felicia.

 

Tim Teknik Sipil Undip Raih Dua Juara di IYIE 2024 dengan Inovasi Bangunan Ramah Lingkungan

Tim Teknik Sipil Undip Raih Dua Juara di IYIE 2024 dengan Inovasi Bangunan Ramah Lingkungan

Tim mahasiswa dari Teknik Sipil Universitas Diponegoro berhasil meraih Juara 3 dan penghargaan Best Sub-theme “Zero-Waste Construction in High-Rise Green Building Projects” pada ajang International Youth Innovation Expo(IYIE) 2024. Puncak perayaan juara IYIE berlangsung pada 28 Agustus 2024.

IYIE merupakan bagian dari rangkaian kompetisi ilmiah dan seminar bertajuk Civil Days 2024 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Departemen Teknik Sipil dan Perencanaan (HMDTSP) Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Tahun ini, tema besar yang diusung adalah “High-Rise Green Building Concept Innovation in The Modern Era to Support Sustainable Development Goals.”

Dalam kompetisi ini, tim Maverick terdiri dari Ahmadyoso Adinegoro, Sigit Adi Gumilang, dan Citra Puspita Rahmawati, mengusung konsep bangunan tinggi yang ramah lingkungan.

Adinegoro selaku perwakilan tim mengungkapkan bahwa Tim Maverick membuat desain yang mampu mengintegrasikan area hijau di setiap sudut gedung, resapan air, serta sistem pengelolaan air hujan yang mendukung visi konstruksi zero-waste.

“Kami berhasil mengimplementasikan teknologi carbon trapping untuk menangkap emisi karbon, serta memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) untuk menghemat energi listrik hingga 50%. Melalui ikut serta kami dalam kompetisi ini, kami ingin mempertajam kemampuan kami dalam teknik sipil dan berkontribusi pada solusi konstruksi yang ramah lingkungan.” ungkap Adinegoro.

Adinegoro juga menjelaskan, timnya menghadapi tantangan besar selama mempersiapkan kompetisi ini. Salah satunya adalah pembuatan maket yang membutuhkan waktu lebih dari satu bulan.

“Pada kompetisi ini, desain yang kami rancang perlu direalisasikan menjadi sebuah maket. Ini pengalaman pertama kami membuat maket dengan detail yang kompleks. Selain tantangan membuat maket, logistik untuk membawa maket ke lokasi lomba turut menjadi tantangan yang harus kami atasi karena tidak ingin merusak elemen-elemen desain yang sudah kami rancang.”

Dengan pencapaian ini, Tim Maverick berencana untuk terus berinovasi dan mengikuti berbagai kompetisi lainnya, sembari membawa nama Universitas Diponegoro ke kancah nasional maupun internasional. Keberhasilan Maverick Team di IYIE 2024 menegaskan bahwa mahasiswa Undip memiliki dedikasi tinggi dalam menciptakan inovasi teknologi ramah lingkungan yang relevan dan berdampak bagi pembangunan berkelanjutan.

Reporter : Indah Zulayka
Editor : M. Rusmul Khandiq

 

Inovasi Desain Kapal Ramah Lingkungan Sukses Antarkan Tim Dipanegara FT Undip Raih Medali di WINTEX 2024

Inovasi Desain Kapal Ramah Lingkungan Sukses Antarkan Tim Dipanegara FT Undip Raih Medali di WINTEX 2024

Tim Dipanegara dari Departemen Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro berhasil meraih Silver Medal pada ajang World Invention and Technology Expo-International Invention and Innovation Exhibition (WINTEX-IID) 2024. Pameran inovasi internasional yang diselenggarakan oleh Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) dan International Federation of Inventors’ Associations (IFIA) ini digelar di Grand Ballroom ASTON Hotel Convention Center, Denpasar, Bali, pada 28-31 Agustus, dan diikuti oleh lebih dari 400 tim dari 25 negara yang bersaing dalam berbagai kategori inovasi.

Tim Dipanegara yang beranggotakan Risala Sujat Swara, Zidan Alriski Putra Hatadina, M. Saddad Rabbany Al Marzuqy, Azka Maulana Widestra, dan Satria Wasis Sahari menorehkan prestasi pada kategori Aviation and Transport dengan menciptakan inovasi bertajuk “Integration of SWATH Hull and Flettner Rotor Innovation in RoPax Ship Design to Support Safety Mobility, Green Shipping, and Sustainability in Maritime Transportation.

Risala Sujat Swara selaku ketua tim mengungkapkan, inovasi desain kapal RoPax (roll-on/roll-off passenger) yang dirancang timnya tidak hanya mengusung konsep ramah lingkungan, tetapi juga dirancang untuk memberikan ketahanan terhadap gelombang laut ekstrem.

“Kami menciptakan desain kapal yang dapat mengurangi emisi karbon, tahan terhadap gelombang tinggi, serta dilengkapi fasilitas otonom untuk memindahkan kendaraan tanpa pengemudi di dalam kapal. Teknologi ini merupakan satu-satunya di dunia yang diterapkan di kapal.” ungkap Risala.

Motivasi Tim Dipanegara berpartisipasi pada ajang WINTEX-IID 2024 didasari keinginan untuk memperkenalkan riset Undip di tingkat internasional dan menambah prestasi mereka di kancah global.

“Selain untuk menambah prestasi, kami ingin memperkenalkan riset Universitas Diponegoro di level internasional. Proses persiapan menuju kompetisi ini penuh tantangan, dimulai dari pencarian masalah, pengembangan ide, hingga pengujian desain menggunakan perangkat lunak khusus. Dari awal hingga akhir kompetisi, kami lalui penuh dengan suka dan duka yang tak akan terlupakan oleh seluruh anggota tim.” lanjut Risala.

Setelah keberhasilan di WINTEX-IID 2024, Tim Dipanegara juga berencana untuk terus mengikuti kompetisi di berbagai negara dan mengembangkan inovasi yang berdampak nyata bagi keberlanjutan sektor transportasi laut. Tim Dipanegara juga berharap prestasi ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa Undip lainnya untuk terus berprestasi dan membanggakan almamater.

“Kami berharap agar ada bibit-bibit baru yang dapat melanjutkan prestasi ini di masa depan.” ucap Risala.

Reporter: Indah Zulayka
Editor: M. Rusmul Khandiq

 

Mahasiswa Arsitektur Bawa Pulang Juara Poster Favorit dalam IRIFair 2024

Mahasiswa Arsitektur Bawa Pulang Juara Poster Favorit dalam IRIFair 2024

Fakultas Teknik Undip kembali bangga. Mahasiswa Arsitektur Undip, Khansa Aulia Ekaputri, berhasil mendapatkan penghargaan Poster Favorit dalam ajang kompetisi bertajuk Indonesia Research and Innovation Fair (IRIFair) 2024. Acara ini digelar pada 8-11 Agustus 2024.

IRIFair 2024 merupakan wadah penghargaan kompetitif yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan diikuti oleh mahasiswa tingkat akhir D4/S1 dan S2 dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Acara ini bertujuan untuk menjaring talenta riset dan inovasi potensial di tingkat pendidikan tinggi dari seluruh Indonesia.

Dalam acara ini, para peserta kompetisi mempresentasikan skripsi, tugas akhir, atau tesis mereka yang sebelumnya sudah diujikan di sidang akhir. Ada tiga mata lomba, yaitu Scholar Research Competition, Scholar Poster Competition, dan 3-Minutes Research Pitch. Selain penjurian, nantinya para peserta juga memamerkan karyanya di pameran finalis dan menjalani ekskursi di fasilitas milik BRIN.

Khansa mengungkapkan, dalam IRIFair kali ini, ia mempresentasikan karyanya yang berjudul “Temporality in Architecture as a Basis for Designing Sustainable Cultural Space”. Dalam karya ini, Khansa berfokus pada penciptaan desain ruang kreatif yang fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan dan aktivitas pengguna ruang tersebut.

“Intinya riset ini dalam bidang arsitektur dengan studi kasus berupa creative hub design yang menggunakan konsep temporality di mana konsep ini bisa membuat ruang yang fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan dan aktivitas penggunanya, memberikan wawasan baru dalam bidang arsitektur bahwa desain arsitektur tidak lagi hanya berdasarkan spatial configuration saja, namun juga berdasarkan hubungan antara body-space dan hubungan space-space, sehingga dengan konsep ini maka sebuah bangunan arsitektur dapat mendukung sustainable architecture,” terang Khansa.

Khansa mengaku senang ketika mengetahui maket dan poster yang ia buat untuk kompetisi ini bisa membuatnya meraih penghargaan. Ia merasa bangga bisa membuat bangga orang tua, teman, dan dosen pembimbingnya.

“Kaget tapi sudah pasti senang, tidak menyangka bisa memenangkan salah satu penghargaan apalagi mengetahui poster lainnya juga tidak kalah keren, sangat bangga juga bisa naik ke atas panggung disaksikan orang tua, teman, dan dosen pembimbing yang menyempatkan datang juga ke acara penghargaan.”

Ia berharap, dengan kemenangan ini, ia bisa terus termotivasi untuk selalu berprestasi dan mengharumkan nama Fakultas Teknik dan Undip. “Harapannya untuk saya, semoga kedepannya semakin termotivasi lagi untuk terus berprestasi dan membanggakan nama diri, orang orang terdekat, Fakultas, dan Universitas,” kata Khansa

 

Mahasiswa Arsitektur Undip Belajar Tentang Arsitektur Malaysia di International Architecture Field Study USIM

Mahasiswa Arsitektur Undip Belajar Tentang Arsitektur Malaysia di International Architecture Field Study USIM

Sepuluh mahasiswa Departemen Arsitektur Universitas Diponegoro (Undip) berkesempatan untuk mengikuti program bertajuk International Architecture Field Study (IAFES) yang diselenggarakan pada tanggal 4-10 Agustus 2024 di Universiti Sains Islam Malaysia (USIM). Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung mengenai arsitektur di Malaysia, memperluas wawasan internasional, serta menjalin hubungan lintas negara dengan mahasiswa dari Malaysia dan Uzbekistan.

Bagi Veronica Kinanthi Cogan Timur, salah satu peserta IAFES, program ini adalah kesempatan langka untuk merasakan pertukaran pelajar dan short course di luar negeri. “Saya mendapat ajakan dari dosen untuk ikut program ini…Tentu saja kesempatan ikut serta tidak bisa saya lewatkan karena ini adalah pertama kalinya saya mengikuti pertukaran pelajar.” ungkap Veronica. 

Dalam program ini, mahasiswa dipecah menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok mahasiswa ini kemudian diberikan studi kasus tentang Rumah Melayu, di mana masing-masing kelompok harus menganalisis dan mempelajari tipologi rumah tersebut. Selain itu, para peserta juga melakuan studi lapangan di Negeri Sembilan, kawasan yang terkenal dengan perpaduan budaya antara transmigran Minangkabau dan penduduk lokal Melayu Malaysia.

“Berbeda dengan cara belajar di kelas yang hanya terbatas teori saja, saat mengikuti field study kami diberikan studi kasus yang harus diselesaikan. Setiap kelompok memiliki studi kasus yang berbeda tetapi tipologi yang sama yaitu Rumah Melayu. Kami juga mengunjungi tapak secara langsung dan hasil akhirnya kami paparkan kepada warga Negeri Sembilan.” jelas Veronica.

Selain menjalani studi lapangan di Negeri Sembilan, para peserta juga memiliki kesempatan untuk mengunjungi berbagai situs arsitektur modern, termasuk Menara Merdeka, bangunan tertinggi kedua di dunia, serta kawasan Bukit Bintang yang terkenal sebagai pusat kota Kuala Lumpur. 

Kesempatan mengikuti International Architecture Field Study ini memberikan pengalaman berharga bagi para mahasiswa Arsitektur Undip, memperluas wawasan mereka tentang arsitektur lintas negara, serta memberikan pandangan baru tentang bagaimana arsitektur berperan dalam pelestarian budaya.

Setelah menyelesaikan program ini, saya dan teman-teman mendapatkan banyak pengetahuan dan manfaat. Saya mendapat pengetahuan tentang pelestarian bangunan bersejarah di Malaysia, serta ilmu praktis mengenai bagaimana cara melestarikan warisan budaya melalui arsitektur. Program ini juga membuka peluang untuk menjalin koneksi internasional dengan mahasiswa dari negara lain. Saya mendapatkan teman-teman baru dari Malaysia dan Uzbekistan, dan hingga sekarang kami masih berkomunikasi meski tidak sering,” jelas Veronica.

Reporter : Indah Zulayka

Editor : M. Rusmul Khandiq