PETIS, Inovasi Bernard Kenny Poya untuk Bantu KWT Desa Ponowaren Atasi Masalah Kesuburan Tanah

PETIS, Inovasi Bernard Kenny Poya untuk Bantu KWT Desa Ponowaren Atasi Masalah Kesuburan Tanah

Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro berhasil menciptakan sistem “PETIS” (Penyiraman Otomatis) untuk membantu Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Ponowaren, kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo dalam menangani masalah kesuburan tanah di lahan mereka. Alat ini merupakan bentuk pengabdian mahasiswa pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro Tahun Akademik 2023/2024.

Diketahui, Lahan Rumah Pangan Lestari milik KWT “Tani Makmur” Desa Ponowaren berhasil masuk ke dalam program desa binaan dari kelompok PKK Kecamatan Tawangsari. Rencananya, lahan ini akan mengikuti perlombaan Taman KWT Tingkat Kecamatan Tawangsari yang akan diadakan di bulan April mendatang. Namun, permasalahan muncul terutama terkait kesuburan tanaman & sayuran, serta kedisiplinan dalam memantau dan menyiram tanaman secara berkala.

Bernard Kenny Poya, Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Diponegoro

Melihat adanya permasalahan tersebut, Bernard Kenny Poya, mahasiswa Program Studi S-1 Teknik Elektro Universitas Diponegoro, berinisiatif untuk merancang dan membuat sistem penyiraman otomatis terintegrasi yang diberi nama PETIS (Penyiraman Otomatis). Bernard, bersama dengan Tim I KKN Universitas Diponegoro Desa Ponowaren, membangun sistem ini mulai dari awal hingga siap digunakan.

Bernard, bersama Tim I KKN Undip Desa Ponowaren, sedang membangun sistem PETIS untuk KWT Desa Ponowaren

Sistem PETIS terdiri dari dua bagian utama, yaitu panel yang berisi combiner box yang terhubung dengan pompa Dual Pump DC dan sumber daya listrik sebagai mesin penggerak, serta sistem penyaluran air yang terdiri dari selang, penyangga, dan mist nozzle sebagai penyemprot air. Sistem ini bekerja dengan mengatur waktu penyiraman air secara berkala ke lahan yang ditanami tanaman & sayuran. Nantinya, pengguna bisa mengatur waktu penyiramannya dengan saklar timer yang berada di dalam panel.

Dari hasil pengujian, ditemukan bahwa sistem PETIS berjalan dengan lancar. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya kegagalan sistem selama tiga hari masa ujicoba. Keberhasilan Bernard dan Tim I KKN Universitas Diponegoro Desa Ponowaren dalam mengembangkan sistem PETIS ini mendapatkan apresiasi dari Tim PKK Desa Ponowaren. Mereka berencana untuk memasukkan PETIS sebagai salah satu unsur penunjang dalam penilaian lomba Taman KWT yang akan berlangsung di April mendatang.

Implementasi Sistem PETIS karya Bernard Kenny Poya

Sarmi, ketua KWT Desa Ponowaren mengaku bangga dengan inovasi yang dibuat oleh Tim I KKN Universitas Diponegoro ini. Beliau berharap, sistem PETIS ini bisa terus bermanfaat bagi KWT dan PKK dalam memantau kesuburan tanaman di lahan mereka. “Saya harap, alat ini terus berguna dan membantu ibu-ibu PKK, khususnya Pokja (Kelompok Kerja) 3 dan KWT dalam memantau tanaman yang telah dioptimalisasi dengan sistem penyiraman otomatis ini,” ujar beliau.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua PKK Desa Ponowaren, Sari. Beliau berharap, dengan diterapkannya sistem PETIS ke dalam lahan milik KWT bisa menjadi penguat dalam penilaian lomba Taman KWT mendatang. “Semoga dengan adanya sistem PETIS ini dapat menjadi salah satu faktor penguat bagi kami Ibu PKK dalam mengikuti kegiatan perlombaan pada bulan April mendatang,” ucap Sari.

Penulis: Tim I KKN Universitas Diponegoro Desa Ponowaren

Editor: M. Rusmul Khandiq

IISMA Jadi Ajang Mahasiswa Teknik Komputer Undip untuk Sebarkan Budaya Indonesia di Selandia Baru

IISMA Jadi Ajang Mahasiswa Teknik Komputer Undip untuk Sebarkan Budaya Indonesia di Selandia Baru

Rabu, 9 Agustus 2023, penerima beasiswa IISMA 2023 di Victoria University of Wellington (VUW), Selandia Baru, menggelar acara budaya bertajuk Nusantara Fest di Kelburn Campus, VUW. Acara ini bertujuan untuk menyebarkan serta mengenalkan budaya Indonesia kepada mahasiswa di VUW dan khalayak umum.

Dalam Nusantara Fest ini, ada tiga kedai utama yang dibuka, yaitu kedai makanan, kedai permainan tradisional, dan kedai Batik. Di tiap kedai tersebut, para pengunjung akan disuguhkan dengan beragam jenis kekayaan budaya Indonesia sekaligus mendapatkan kesempatan untuk ikut serta dalam merasakan pengalaman budaya secara menyeluruh.

Di kedai makanan, pengunjung dapat menikmati beragam makanan khas Indonesia seperti perkedel, bakwan, dan rendang ayam. Selain mencicipi sajian yang tersedia, para pengunjung juga diajak untuk mengenal lebih lanjut terkait jenis makanan yang ditawarkan beserta bahan-bahan yang digunakan untuk membuat makanan tersebut.

Selain bisa merasakan makanan asli Indonesia, pengunjung juga mendapatkan kesempatan untuk merasakan berbagai jenis kopi khas Indonesia seperti Flores Bajawa dan Metonde Mamasa secara langsung, sehingga bisa memberikan kesan pengalaman berbudaya yang otentik.

Di kedai permainan, para pengunjung bisa belajar sekaligus bermain permainan Congklak dan Gapleh secara langsung bersama dengan panitia maupun dengan pengunjung lain. Panitia tidak hanya mengajarkan tentang peraturan dan cara memainkan permainan tersebut, namun juga filosofi dan sejarahnya sehingga pengunjung bisa memahami lebih jauh asal muasal permainan tersebut.

Mahasiswa Teknik Komputer Undip, Kanina Nadira Andriyani, sedang menjelaskan tentang cara membatik di depan pengunjung

Sedangkan di Kedai Batik, para pengunjung bisa mendapatkan informasi sekaligus belajar membatik secara langsung. Kanina Nadira Andriyani, penanggung jawab untuk kedai Batik menjelaskan, ada dua bagian di kedai tersebut, yaitu tempat informasi dan tempat praktik. Nantinya pengunjung tidak hanya mendapatkan penjelasan terkait proses-proses dalam pembuatan batik, tapi juga bisa ikut membatik dengan tuntunan panitia.

Mahasiswa Teknik Komputer Undip tersebut juga mengungkapkan, para pengunjung tampak antusias dengan kegiatan yang diadakan di Nusantara Fest. Bahkan para pengunjung sampai rela antre untuk mencoba membatik. “Saya sangat terkejut karena banyak mahasiswa yang tidak pernah mendengar tentang batik, namun semua pengunjung sangat antusias untuk belajar. Bahkan ada antrian untuk mencoba membatik,” tutur Kanina.

Duta besar Indonesia untuk Selandia Baru, Fientje Maritje Suebu, mengapresiasi adanya Nusantara Fest ini. Beliau memberikan selamat kepada para penerima beasiswa IISMA 2023 karena telah sukses menjalankan acara ini. “Acaranya luar biasa sekali. Rame. Banyak sekali teman-teman mahasiswa dan dosen-dosen berkumpul di sini. Luar biasa! Sukses ya!,” ucap beliau.

Penulis: Kanina Nadira Andriyani

Editor: M. Rusmul Khandiq