Sebanyak 500 warga Universitas Diponegoro yang terdiri dari dosen, tendik, karyawan mahasiswa, dan 100 orang dari masyarakat umum terdaftar mengikuti program vaksinasi lanjutan atau vaksin booster di Sentra Vaksinasi Booster Universitas Diponegoro di hari keempat kegiatan ini. Kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Undip / RSND (4/3).

“Antusiasme masyarakat dalam mengikuti vaksin booster di Undip cukup tinggi,  sementara capaian vaksinasi booster di Semarang masih terbilang rendah. Dari data Dinas Kesehatan Kotamadya Semarang yang disampaikan pada akhir Februari 2022, capaian vaksinasi booster masih dibawah 20%, jadi masyarakat diminta segera untuk mendapatkan booster mengingat vaksinasi booster ini sangat efektif untuk meningkatkan kekebalan terhadap Covid-19 dan variannya. Mayoritas masyarakat telah mendapatkan dosis vaksinasi primer sudah cukup lama antara 6 bulan sampai 1 tahun sehingga dimungkinkan tingkat kekebalan terhadap Covid-19 ini menurun. Menurut penelitian yang telah dipublikasikan, terdapat penurunan kapasitas imunitas kita seiring waktu, sehingga vaksinasi booster merupakan langkah yang efektif. Hari ini merupakan hari terakhir untuk rangkaian Sentra Vaksinasi Booster Universitas Diponegoro yang dimulai pada tanggal 28 Februari 2022 sampai tanggal 4 Maret 2022 di Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Undip / RSND. Selanjutnya, Sentra Vaksinasi Booster Undip akan tetap dilanjutkan di Poli Umum RSND dengan kuota terbatas, tergantung dari stok vaksin yang diberikan dari Dinas Kesehatan Kodya Semarang. Pendaftaran bisa melalui SSO bagi warga Universitas Diponegoro dan website Victory bagi masyarakat umum. Jika dihitung dari hari pertama kegiatan, kurang lebih ada 1400 sasaran yang telah mendapat vaksinasi booster di Sentra Vaksinasi Booster Universitas Diponegoro termasuk sasaran yang melakukan vaksin pada hari ini” tutur dr. Farmaditya Eka Putra, M.Si.Med, Ph.D selaku Ketua Tim Vaksin Rumah Sakit Nasional Diponegoro Universitas Diponegoro.

“Jenis vaksinnya adalah AstraZeneca karena saat ini vaksin yang tersedia dari Dinas Kesehatan adalah vaksin tersebut. Jika berbicara mengenai jenis vaksin, vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia pada saat itu, jadi monggo sesegera mungkin bisa mendapatkan dosis vaksin booster. Harapannya, masyarakat kita tidak pilih-pilih jenis vaksin karena stok tidak selalu tersedia. Ketersediaan vaksin tergantung distribusi secara nasional, sehingga yang ada terlebih dahulu adalah pilihan terbaik, jadi jangan menunggu tersedianya vaksin pilihan. Apapun vaksin yang tersedia saat ini di Indonesia sudah melalui kajian, penelitian dan rekomendasi dari Kementrian Kesehatan bersama Komite Penasihat Ahli Imunisasi Indonesia (ITAGI), sehingga diharapkan efektivitasnya kurang lebih sama. Justru jika vaksin boosternya ditunda justru ini yang akan lebih berbahaya, mengingat kasus Covid-19 sedang meningkat” lanjutnya.

dr. Farmaditya pun menyampaikan, bagi pasien yang baru saja terkonfirmasi positif Covid-19, waktu untuk mendapatkan vaksinasi booster adalah 1 (satu) bulan setelah sembuh atau dinyatakan sembuh. Ini berlaku bagi pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 asimptomatik atau tanpa gejala dan pasien yang bergejala ringan. Hal ini berdasarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan yang masih berlaku sampai saat ini. Sedangkan bagi mereka yang terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala sedang sampai berat, jaraknya adalah 3 (tiga) bulan setelah sembuh atau dinyatakan sembuh.

“Sebelum dilaksanakan vaksinasi booster, dilakukan tahapan screening terlebih dahulu, sehingga semisal ada gejala batuk, pilek, nyeri tenggorokan, demam dan beberapa gejala yang mengarah kepada Covid-19 akan kami lakukan edukasi untuk menunda vaksinasi booster dan pasien diharapkan bisa melakukan tes Covid-19 terlebih dahulu’ pungkasnya. (sumber undip.ac.id)