Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Rabu, 6 Desember 2023, Prof. Dr.rer.oec. Arfan Bakhtiar, S.T, M.T, akademisi dari Departemen Teknik Industri, resmi dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu Quality Management oleh Universitas Diponegoro. Acara pengukuhan berlangsung di Gedung Prof. Soedarto, SH, Undip Tembalang.

Prof. Arfan merupakan salah satu dari sembilan guru besar baru Fakultas Teknik yang dikukuhkan dalam rangkaian pengukuhan 32 guru besar Undip yang berlangsung dari tanggal 5 Desember sampai 14 Desember mendatang. Dalam pengukuhannya, Prof. Arfan menyampaikan pidato berjudul “Strategi Peningkatan Kualitas Produk melalui Penguatan Peran Infrastruktur Kualitas Nasional”.

Dalam pidatonya, beliau menjelaskan mengenai pentingnya membangun infrastruktur kualitas nasional. Bagi beliau, infrastruktur kualitas nasional dapat memberikan jaminan kualitas terhadap produk-produk yang diproduksi oleh industri nasional. Dengan meningkatkan kualitas produk, maka produk nasional bisa memiliki keunggulan kompetitif sehingga bisa lebih bersaing di pasar global.

“Kita mungkin sering mendengar adanya penolakan terhadap produk ekspor dari satu negara tujuan yang salah satu penyebab utamanya adalah kegagalan untuk menenuhi standar negara tujuan. Pendekatan strategis untuk menyelesaikan persoalan tersebut adalah penguatan peran infrastruktur kualitas nasional melalui sinergi semua stakeholder dan dukungan pemerintah,” jelas beliau.

Prof. Dr.rer.oec. Arfan Baktiar, S.T, M.T berpose dengan Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H, M.Hum

Prof Arfan menambahkan, infrastruktur kualitas nasional terdiri atas tiga pilar, yaitu standarisasi, metrologi, dan penilaian kesesuaian. Standarisasi meliputi pengembangan, penerapan, dan pemeliharaan standar yang relevan dan komprehensif. Metrologi berkaitan dengan pengukuran yang akurat dan dapat diandalkan. Dan pilar ketiga adalah penilaian kesesuaian yang mencakup evaluasi dan proses verifikasi independen terhadap produk, layanan, ataupun proses untuk memastikan bahwa mereka memenuhi standar yang diinginkan.

“Konsep infrastruktur kualitas nasional pada hakikatnya mengambil dari praktik penjaminan kualitas di industri manufaktur, yang melibatkan tiga hal penting, yaitu standarisasi, metrologi, dan penilaian kesesuaian,” ujar beliau.

Di akhir pidatonya, beliau menyarankan tujuh strategi yang bisa digunakan untuk menguatkan infrastruktur kualitas nasional. Tujuh strategi tersebut antara lain pengembangan dan pemantapan standar; peningkatan kesadaran dan pendidikan; peningkatan kapabilitas dan kompetensi; peningkatan keterlibatan pihak-pihak terkait; peningkatan kerja sama internasional; peningkatan pengawasan dan penegakan; dan penyediaan akses dan layanan yang mudah.

Prof. Ir. Edy Rianto, M.Sc., Ph.D., IPU., Ketua Senat Akademik Universitas Diponegoro, menyambut baik pengukuhan guru besar baru ini. “Kita semua sangat mengharapkan jumlah guru besar di Undip akan bertambah lagi,” ucap beliau.

Beliau berharap, para guru besar baru dapat bertanggung jawab dengan titel baru yang didapatkannya serta bisa terus mengembangkan dan menyebarkan ilmunya kepada masyarakat dan negara. “Pengangkatan sebagai guru besar adalah sebuah pengakuan akan kemampuan seseorang dalam bidang ilmunya. Namun lebih dari itu, pengangkatan seseorang menjadi guru besar mengandung tugas dan tanggung jawab untuk mengembangan dan menyebarkan ilmu yang dikuasainya untuk kemaslahatan masyarakat dan kejayaan negara.”

Foto dari Humas Undip