Laboratorium Rekayasa Proses Teknik Kimia Undip saat ini mengembangkan sistem pengering adsorpsi dengan zeolite. Dr Mohamad Djaeni, salah satu dari empat staf ahli laboratorium itu, dibantu Dr Didi Dwi Anggoro, Dr Setia Budi Sasongko, dan Aji Prasetyaningrum MSi mewujudkan konsep tersebut supaya lebih aplikatif di dunia industri. ”Produk lokal yang kami tangani adalah rumput laut, tanaman obat seperti kunyit dan daun cengkih,” katanya. Dana pengembangan dari FT Undip dan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Untuk penguatan sains dan publikasi internasional, aplikasi pengering itu diusulkan mendapat dana hibah penelitian kerja sama publikasi internasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang bekerja sama dengan Wageningen University, Belanda.
Djaeni menuturkan telah melakukan penelitian serupa di Wageningen University. Namun ada perbedaan antara penelitian di Wageningen University dan Undip. ”Di Undip, adsorpen yang digunakan zeolite alam dari sumber lokal.”Melalui proses aktivasi, kata dia, zeolite bisa diberdayakan untuk menyubstitusi zeolite sintesis produk industri sebagai penyerap air dari udara.
Makin Strategis
Finalis dosen berprestasi 2009 tingkat nasional itu memaparkan, peranan teknologi pengeringan makin strategis dalam kehidupan manusia. Sebab, pola konsumsi masyarakat modern menyebabkan permintaan akan produk makanan dan minuman kering/ekstrak kering dengan mutu mendekati/sama dengan kondisi natural meningkat. Hasil positif diperoleh melalui pengering adsorpsi dengan zeolite (parzel) untuk mempercepat dan meningkatkan energi efisiensi dengan sistem udara sebagai media pengering dikontakkan dengan zeolite pada unit adsorber sehingga air terserap dengan melepas panas.
”Pendekatan konsep diuji dengan percobaan di laboratorium. Sistem pengering adsorpsi dengan zeolite dikonstruksi dan dites,” katanya. Hasil menunjukkan efisiensi energi untuk single stage adsorption drying 72-75%. Adapun efisiensi untuk dua stage adsorption drying mencapai 82-87%.
Sumber: Suara Merdeka, 22 Juli 2009