Semarang. Angka Backlog di Indonesia menjadi peluang bisnis properti yang menjanjikan. Dalam menjaring dan mencetak pengusaha di bidang properti, maka perlu menumbuhkan jiwa enterpreneurhip sedari dini. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, telah diselenggarakan Pelatihan Literasi Property Enterpreneurship di lingkungan Universitas Diponegoro, 23 September 2017 di Auditorium Fakultas Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Diponegoro. Acara ini merupakan bentuk kolaborasi berbagai stakeholders yang berfokus di bidang properti sehingga mampu memberikan bagaimana gambaran nyata menjadi pengusaha properti di Indonesia. Partisipasi peserta dihadiri sebanyak 600 mahasiswa terutama mahasiswa di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Acara dibuka oleh Wakil Rektor 1 Undip Prof Dr Ir Muhammad Zaenuri,DEA, kemudian dilanjutkan materi-materi oleh Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah dan Pihak BTN (Bank Tabungan Negara). Konsep acara dilaksanakan dengan metode diskusi interaktif sehingga mampu menciptakan ruang diskusi yang bermanfaat untuk pengetahuan dalam bidang properti.
Acara yang dimonitori oleh pihak BTN dimulai pada pukul 08.30 WIB dan semakin menarik terutama saat sesi tanya jawab. Rasa penasaran mengenai bidang properti terlihat dari antusias peserta saat bertanya. Angka backlog yang masih tinggi sebanyai 11,4 juta berdasarkan data Badan Pusat Statistik menjadi dasar mengapa pentingnya pengembangan properti di Indonesia. Angka 11,4 juta merupakan target yang besar dan membutuhkan waktu yang lama, sedangkan program pemerintah
melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) baru menargetkan terbangunnya 1 juta rumah. Hal itu berarti masih banyak angka kekurangan yang harus dipenuhi demi mengejar angka backlog, maka perlu peran stakeholders untuk mendukung target pemerintah. Bisnis properti masih menjadi bisnis yang menjanjikan karen peluang kebutuhan rumah yang bisa saja terus meningkat. Kalangan pengusaha properti menilai baha inovasi merupakan suatu yang harus dikembangkan oleh pengusaha properti, ditambah lagi masyarakat juga dinilai semakin cermat dalam menginvestasikan dananya. Menjawab tentang kebutuhan investasi maka dalam pelatihan literasi ini, BTN sebagai salah satu BUMN yang bergerak di bidang properti hadir untuk memfasilitasi bagaimana pembiayaan perumahan dan dukungan dalam bentuk pembinaan pengusaha / developer pemula.
Penyelenggaraan acara ini mendapat sambutan hangat dan antusias peserta. Pengenalan bidang properti sebagai peluang bisnis sekaligus dapat mendukung program pemerintah ini tergolong baru di lingkungan Universitas Diponegoro. Selama ini acara seminar atau pelatihan enterpreneuship di lingkungan Universitas Diponegoro belum sampai menyentuh bidang properti sehingga mindset enterpreneur bagi mahasiswa belum berkembang. Acara serupa dinilai perlu dilaksanakan secara berkelanjutan untuk memotivasi calon-calon pengusaha muda untuk bisa terus berinovasi dan turut berpartisipasi dalam pasar properti di Indonesia.