(5/11) Fire Alarm Gedung Dekanat Fakultas Teknik berdering dengan kencang Jum’at pagi. Sumber kobaran api pertama kali diketahui oleh Staff FT di Lantai II Gedung Dekanat FT. Asap tebal terlihat menggumpal dari ruangan Manajer Tata Usaha yang pada saat itu kebetulan sedang kosong. Staff yang sudah terlatih kemudian berkomunikasi dengan pimpinan untuk segera melakukan evakuasi terhadap seluruh pegawai.
Staff yang terlatih K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) selalu standby pada setiap lantai yang disebut sebagai Captain Floor, ia bertugas memastikan evakuasi berjalan aman sesuai protokol K3. Kemudian ia menyisir seluruh ruangan sehingga tidak ada karyawan yang masih tertinggal didalam gedung. Pada detik-detik akhir evakuasi ditemukan seorang karyawan yang tergeletak di lantai dikarenakan terlalu banyak menghirup gas beracun hasil kebakaran. Korban kemudian ditandu oleh Tim Satuan Pengaman untuk selanjutnya dibawa ke Titik Kumpul (Assembly Point) yang merupakan area aman untuk proses evakuasi jika terjadi bencana.
Tak berselang lama, Tim Damkar dan Ambulance dari Pemerintah Kota Semarang yang telah dihubungi pimpinan FT tiba untuk menjinakan si jago merah, sementara korban dibawa ke dalam mobil ambulance untuk mendapatkan pertolongan medis. Seperti itulah kira-kira gambaran singkat Simulasi Kebakaran yang dilakukan oleh Tim K3 FT Undip.
Kebakaran merupakan salah satu ancaman yang berbahaya dan dapat mengakibatkan korban jiwa jika kita tidak melakukan upaya yang tepat dalam mencegah kebakaran. Hal inilah yang menjadi dasar pelaksanaan Simulasi Pemadam Kebakaran di Fakultas Teknik.
Kesadaran akan pentingnya pencegahan kebencanaan dan penanggulangan dini terhadap bahaya bencana, pada umumnya masih dirasakan sangat kurang, khususnya untuk rakyat Indonesia. Sehingga masih seringkali terjadi bencana yang selalu mengakibatkan banyak kerugian. Tidak hanya kebakaran, untuk mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan karena bencana, diperlukan tingkat pengetahuan tentang kebencanaan yang memadai.
Dekan FT, Prof. Ir. Moch. Agung Wibowo, Ph.D yang ikut terlibat pada simulasi ini menyampaikan bahwa hal ini penting sekali dan harus rutin dilaksanakan karena untuk menyiapkan jika terjadi keadaan darurat kita tidak panik dan tahu apa yg harus dilakukan. Keadaan darurat itu bisa kebakaran, bisa gempa bumi dan lainnya. Simulasi ini utk mengevaluasi kecepatan respon terhadap bencana.
Dalam keadaan darurat kita harus tetap tenang dan mengikuti instruksi evakuasi menuju ke titik kumpul. Untuk itu semua gedung terutama bagi gedung-gedung tinggi seperti dekanat ini dianjurkan untuk memiliki struktur tim tanggap bencana (emergency responce team). Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen FT dalam melaksanakan K3. Semoga K3 ini tidak hanya sebatas sertifikat tetapi menjadi budaya bagi kita semua.