Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Semarang, ft.undip.ac.id – Negara ini masih belum bisa menyelesaikan masalah penataan perkotaan dengan baik sehingga banyak kota-kota di Indonesia belum mempunyai sistem penataan kota yang memadai.  Hal tersebut disampaikan Ridwan Kamil Pemenang Young Creative Enterpreneur Award tahun 2006 dari British Council dalam seminar nasional “We Develop Our City” (15/12) di Gedung Prof Soedarto Undip Tembalang.

Seminar Nasional ini diikuti oleh mahasiswa dari jurusan Tata Ruang Kota (PWK) dan mahasiswa Arsitektur Undip selain menghadirkan Ridwan Kamil  Pemenang Young Creative Enterpreneur Award tahun 2006 dari British Council, juga ada Tim Indonesia berkebun dan Tim Green Map Indonesia.

Rektor Undip Prof. Sudharto P Hadi dalam sambutannya saat membuka acara mengatakan bahwa Pembagunan Kota dan Penataan Kota harus dilaksanakan dengan kebersamaan hal itu tidak saja tanggung jawab pemerintah saja melainkan juga masyarakat.”ujarnya

Rektor menambahkan bahwa sekarang ini pembangunan kota sangat dipengaruhi oleh kekuatan pasar atau pemilik modal sehingga sering melupakan penataan lingkungannya dan itu berimbas pada ruang public yang semakin terbatas jumlahnya.” Imbuhnya

Sekarang ini yang diperlukan dalam penataan kota adalah bagaimana membangun tetapi tetap memperhatikan lingkungan jadi pembangunan itu sendiri juga memperhatikan konsep menjaga kelestarian lingkungan itu sendiri salah satunya dengan cara Melakukan kajian secara keseluruhan dan membuat prioritas di tempat-tempat mana,di jalan-jalan mana pengaturan akan didahulukan, dan terus membuat roadmap untuk terus memperluas pengaturan ke tempat-tempat lain sampai seluruh kota tertata rap. “tuturnya

Ridwan dalam kesempatan itu juga mengungkapkan bahwa apabila kita salah dalam mendisain system penataan kota yang baik maka itu akan melahirkan generasi-generasi yang salah juga, maka dalam penataan kota harus juga memperhatikan kesimbangan ekonomi, ekologi dan social.”ujarnya

”Ridwan dalam kesimpulannya mengatakan bahwa untuk mengatasi permasalahan mengenai penataan kota maka para mahasiswa bila nantinya akan bekerja dalam dunia pengembang property harus dapat mencari teori sendiri untuk menyelesaiakan masalah penataan kota.”pungkasnya (Ip-HUMAS UNDIP)