Senin, 11 Desember 2023, Fakultas Teknik kembali mendapatkan tiga guru besar baru. Tiga guru besar yang dikukuhkan tersebut antara lain Prof. Dr. Ir. Sri Hartini, S.T, M.T dari Departemen Teknik Industri, Prof. Ir. Eflita Yohana, M.T, Ph.D dari Departemen Teknik Mesin, dan Prof. Dr. Mohammad Tauviqurrahman, S.T, M.T dari Departemen Teknik Mesin. Acara pengukuhan berlangsung di Gedung Prof. Soedarto, S.H, Undip Tembalang.

Acara pengukuhan ini ini merupakan bagian dari kegiatan pengukuhan 32 (tiga puluh dua) guru besar Undip yang dimulai dari tanggal 5 sampai 14 Desember 2023. Dari Fakultas Teknik sendiri, ada 9 guru besar yang dikukuhkan pada kegiatan pengukuhan kali ini.

Prof. Dr. Ir. Sri Hartini, S.T, M.T, guru besar bidang Ilmu Lean and Sustainable Manufacture, dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Penerapan Manufaktur Ramping dan Berkelanjutan untuk Peningkatan Kinerja Perusahaan”, menjelaskan mengenai pentingnya penerapan manufaktur ramping dan berkelanjutan dalam menghasilkan produk hijau yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

“Integrasi manufaktur ramping dan berkelanjutan dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan, proses yang ramah lingkungan, layak secara ekonomi, dan aman bagi karyawan, untuk menghasilkan produk hijau yang meningkatkan kinerja sosial,” terang beliau.

Sedangkan Prof. Ir. Eflita Yohana, M.T, Ph.D, guru besar bidang Ilmu Dehumidifying, menjelaskan terkait inovasi teknologi pengering baru dalam pengolahan daun teh dalam pidato beliau berjudul “Inovasi Sistem Pengering Semprot Temperatur Rendah untuk Mendukung Pengolahan Hasil Ekstraksi Daun Teh”.

Dalam pidatonya, beliau memaparkan tentang bagaimana pengembangan sistem pengering semprot (spray drying) model mixed flow dengan temperatur rendah dapat menghasilkan teh yang lebih kering namun dengan kualitas yang masih terjaga, sehingga bisa dibuat menjadi bentuk serbuk instan. Penemuan ini dapat menambah nilai jual dari teh karena membuat teh lebih mudah dikonsumsi tanpa mengurangi kualitas teh secara signifikan.

“Inovasi spray drying model mixed flow campuran co-current dan swirl memiliki temperatur rendah yaitu sekitar 60-80 derajat celcius, dengan kandungan air yang lebih rendah, menghasilkan produk kering yang lebih cepat serta tidak merusak bentuk dan kandungan bioaktif dari partikel produk,” papar beliau.

Prof. Dr. Mohammad Tauviqurrahman, S.T, M.T., guru besar bidang Ilmu Tribology – Lubrication, menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul “Inovasi Model Pelumasan dan Teknologi Modifikasi Permukaan sebagai Solusi Peningkatan Keandalan Bantalan Tulang Panggul Buatan dan Bantalan Luncur”.

Dalam pidatonya, beliau menjelaskan bagaimana modifikasi model pelumasan dan permukaan bantalan menggunakan metode fisik, kimia, maupun campuran bisa meningkatkan performa bantalan tulang panggul buatan dan bantalan luncur sehingga menjadi lebih andal dan nyaman dipakai. Hal ini bermanfaat terutama dalam pengembangan teknologi biomedik yang saat ini sudah ada di Indonesia.

“Pertama, model pelumasan yang dikembangkan telah mampu memprediksi performa pelumasan secara lebih akurat. Kedua, melalui teknologi modifikasi permukaan ini, tumbukan antarkomponen pada tulang panggul buatan dapat dicegah sehingga memungkinkan gerakan menjadi lebih sempurna. Ketiga, dengan penerapan teknologi modifikasi permukaan, indikator performa bantalan luncur untuk aplikasi industri dapat meningkat secara signifikan,” ujar beliau.

Ketua Senat Akademik Universitas Diponegoro, Prof. Ir. Edy Rianto, M.Sc., Ph.D., IPU. berharap, para guru besar baru ini nantinya bisa membimbing dan memberi contoh yang baik kepada sivitas akademika lainnya. “Seorang Guru Besar hendaknya menjadi pengayom dan pembimbing bagi dosen muda dan para mahasiswa dalam memperdalam dan mengembangkan ilmu serta kemampuan mereka. Seorang Guru Besar juga harus menjadi suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari, baik di luar maupun di dalam kampus,” ucap beliau.

Foto dari Humas Undip